Bacaan: Ibrani 10:5-10
NAS: Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku (Mazmur 40:9)
Saya mempunyai seekor anjing yang suka bermain tarik tambang dengan menggunakan tali karet. Ia menggigit ujung tali yang satu, sedangkan saya memegang ujung yang lain. Anjing itu bertubuh kecil, sehingga kadangkala ketika saya ingin memenangkan permainan, tarikan saya terlalu keras sampai tubuhnya terangkat dari tanah. Meskipun demikian, ia tetap bersikeras menggigit mainan tersebut.
Hakikat manusia sebagai orang berdosa, atau yang disebut “daging” dalam Alkitab, mempunyai kesamaan dengan anjing saya ini, yakni selalu bermain tarik tambang dengan Allah. Sejak dahulu kala, perkataan dan perbuatan kita seolah berkata, “Terjadilah kehendakku.” Atau, kita melunakkan sifat keras kepala kita dan berkata, “Allah, ubahlah kehendak-Mu.”
Yesus selalu ingin melakukan kehendak Bapa-Nya. Dalam pergumulan-Nya yang berat saat berdoa di taman Getsemani, sesaat sebelum penangkapan dan penyiksaan-Nya, Dia berkata kepada Bapa-Nya, “Biarlah kiranya cawan ini lalu daripada-Ku.” Namun selanjutnya Dia melepaskan keinginan-Nya dan menyerahkan segalanya kepada Bapa-Nya, “Tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki” (Markus 14:36).
Seorang guru Alkitab menyatakan bahwa kalimat, “Tidak, Tuhan” mengandung dua kata yang kontradiktif. Kita baru dapat memanggil-Nya, “Tuhan” bila kita berkata, “Ya, Tuhan” dengan sungguh-sungguh.
Adakah Anda mengatakan “Tidak, Tuhan” dalam hidup Anda? Jangan bersikap seperti anjing saya yang tidak mau melepaskan tali yang digigitnya. Jadilah seperti Yesus–lepaskan keinginan Anda dan biar kehendak Bapa saja yang terjadi –JEY
Lord, help us to submit to You,
To follow and obey;
And give us strength to fight the urge
To do things our own way. –Sper
DI BALIK KEHENDAK YANG KUAT
SERINGKALI TERDAPAT PENOLAKAN YANG KUAT