Monday, 25 October 2010

Monday, October 25, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kekerasan Beragama, Parpol Berperan dalam Mediasi.
JAKARTA - Sekretaris Eksekutif bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow menyatakan bahwa banyak pihak yang beranggapan agama gagal dalam meredam konflik kekerasan, dan justru memproduksi kekerasan itu sendiri. Tapi, pandangan tersebut bukanlah karena faktor agama tapi karena faktor di luar institusi agama yang tidak bertindak, seperti partai politik. 

"Di dalam konflik kekerasan atas nama agama ini parpol berperan penting dalam memediasi kelompok agama yang menggunakan kekerasan untuk kembali ke fitrahnya. Kami semua resah dengan kekerasan atas nama agama ini, harus dicari jalan keluarnya," ucap Jeirry. 

Dia melihat ada pola kekerasan yang digunakan kelompok tertentu untuk menjalankan aksinya. Menurut Jeirry, selama ini kelompok kekerasan itu memang sengaja memfokuskan perhatian pada isu-isu berbau agama. 

"Saya yakin mereka kecil tapi enerjinya banyak karena cuma isu-isu agama saja yang dipelototi. Butuh partai yang mau menyurakan ini, dan juga mengingatkan pemerintah untuk bertindak tegas tapi tidak represif agar tidak dicap melanggar HAM," ucapnya. 

Berdasarkan pengalaman, lanjut Jeirry, apabila pemerintah menindak tegas kelompok tersebut cenderung takut. Dia mengungkapkan, meski berjumlah kecil, kelompok ini melakukan aksi kekerasannya secara menyebar. 

"Contohnya, di daerah Jawa Barat setelah Taman Yasmin, Bogor lalu Ciketing, Bekasi mendapatkan sorotan nasional, mereka kini lalu berpindah ke daerah Jawa Tengah yang masih kurang disorot," ungkap Jeirry.
Jika menilik data, PGI mencatat kekerasan pada gereja tahun 2004-2010 mencapai 156 kasus. Khusus untuk tahun 2010, sudah ada 39 gereja yang dikosongkan.
"Baru-baru ini di Surakarta juga ada pelemparan molotov ke gereja," kata Jeirry.

Sumber: Kompas