Wednesday, 10 November 2010

Wednesday, November 10, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 100 Warga Merapi Mengungsi di Keraton Surakarta, Gereja Kristen Nazarene (GKN) dan Rumah Warga.
SOLO (JATENG) - Sekitar 100 warga dari kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi mengungsi di Kraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, dengan menempati pendapa yang mampu menampung cukup banyak orang. Keterangan yang dikumpulkan dari pengungsi di Kraton, Senin (8/11), menyebutkan, jumlah pengungsi di Kraton pada Minggu (7/11) malam mencapai 100 orang lebih, namun tadi pagi sebagian besar pengungsi pulang ke rumah mereka untuk mengambil barang yang diperlukan.

Menurut penuturan pengungsi, mereka sore nanti akan kembali ke Kraton berkumpul bersama keluarga. Jarak lokasi pengungsian cukup jauh, lebih dari 40 kilometer, karena mereka rata-rata berasal dari Kabupaten Klaten. Selain mengungsi di Kraton, puluhan pengungsi dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga berlindung di Gereja Kristen Nazarine Husana Surakarta dan rumah Aryo Hestiadi di daerah Timuran Banjarsari.

Para pengungsi tiba di Kraton Kasunanan Surakarta sejak Minggu (7/11) malam dengan membawa barang seadanya. Sedangkan pengungsi yang berada di Gereja Kristen Nazarine Husana Surakarta merupakan mahasiswa, dosen, dan staf dari Sekolah Tinggi Teologia Nazarine yang berlokasi di Kadisoka Purwomatani Sleman.

Sebanyak 34 pengungsi yang terdiri empat staf dan dosen, enam anak, dan 24 mahasiswa itu mengungsi di gereja yang terletak di Ketelan Banjarsari Solo.

Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Teologia Nazarine Yogyakarta, Alexander Suranto mengatakan pengungsi yang datang ke Solo saat ini merupakan para pendatang dan memiliki tempat tinggal yang berada di luar Pulau Jawa.

"Kalau mahasiswa yang memiliki tempat tinggal di wilayah Pulau Jawa sudah kami liburkan dan disarankan untuk kembali sementara ke rumah," katanya.

Akibat amukan Merapi tersebut, kata dia, kampusnya terpaksa diliburkan sejak hari ini (Senin) hingga tanggal 14 November 2010. Dia mengatakan, dirinya memilih mengungsi ke Solo karena asrama yang biasa dihuni di Yogyakarta tersebut sangat merasakan dampak letusan Merapi seperti gedung bergetar serta huja debu dan pasir.

Kalau warga yang datang dari Yogyakarta dan Klaten dan berada di rumah milik Aryo Hestiadi menumpang sementara disana sebelum menuju tempat tinggal asalnya. Dia mengatakan, terdapat sebanyak 55 warga datang dari Yogyakarta yang merupakan saudara dan kerabat yang tinggal di daerah dekat kawasan rawan bencana letusan Merapi.

"Namun sejak siang ini kerabat yang datang kembali ke daerah asalnya dan tersisa sepuluh warga yang tinggal di rumah hingga kondisi di Yogyakarta aman," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Camat Banjarsari, Danang Sulindriyanto, mengatakan pihaknya telah siap menampung warga pengungsi Merapi yang ingin bertempat tinggal sementara di wilayahnya. Dia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan logistik bagi para pengungsi dan selalu melakukan pantauan kepada warga yang mengungsi.

Lokasi lain yang siap dijadikan tempat pengungsian di Kota Solo di antaranya adalah Stadion Manahan yang mampu menampung sekitar 4.000-6.000 warga.

Sumber: Republika