POSO (SULTENG) -Sejumlah gereja yang menjadi tempat ibadah umat Kristiani di Kabupaten Poso dibanjiri oleh para jemaat yang ingin mengikuti Misa Natal pada Jumat malam lalu.
Sayangnya prosesi ibadah malam Misa Natal ini diwarnai dengan padamnya arus listrik. Akibatnya ibadah malam Misa Natal di beberapa gereja terganggu, dan terpaksa hanya menggunakan lilin sebagai alat penerang.
Padamnya lampu secara tiba-tiba di beberapa wilayah Kota Poso pada malam Natal, menyebabkan terganggunnya prosesi ibadah yang sedang dilakukan oleh umat Kristiani yang akan merayakan Hari Natal.
Kendati begitu, pantauan koran ini di gereja Toraja Santa Theresia di Kelurahan Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan, padamnya listrik tidak menyurutkan khusyuknya jalannya ibadah Misa Natal yang dilakukan, meski penerangan hanya menggunakan cahaya lilin dari altar gereja.
Pemandangan serupa juga terlihat di Gereja Sion di Kecamatan Poso Kota Utara.
Di gereja yang terbesar di Kota Poso ini, padamnya aliran listrik juga terpantau sangat menyulitkan umat yang usai melaksanakan ibadah Misa Natal. Lokasi parkir kendaraan yang gelap menyulitkan mereka yang usai melaksanakan ibadah untuk mengambil kendaraan bermotor. Beruntung aparat keamanan yang ditempatkan di lokasi gereja akhirnya turun tangan membantu mengatasi hal tersebut.
Meski perayaan Misa Natal sedikit terganggu dengan pemadaman lampu, namun kepada wartawan Kepala Paroki Gereja Katolik Santa Theresia Kabupaten Poso, Pastor Elrico Ansow mengatakan, umumnya perayaan ibadah misa natal berjalan khusyuk. Dia bersyukur perayaan Natal kali ini dilakukan dengan penuh suka cita dan dengan suasana aman dan damai.
“Kami bersyukur perayaan misa natal berlangsung aman dan khusyuk. Ini membuktikan bahwa kondisi di Kabupaten Poso benar-benar sudah pulih seperti semula. Dan ini bisa kami rasakan seperti saat ini,” ujar pastor seraya menambahkan demikian halnya soal toleransi antar umat beragama di wilayah pasca konflik ini yang dirasakan sudah sangat membaik.
Malam Misa Natal di Kabupaten Poso juga mendapat pengawalan ketat dari personil gabungan TNI/Polri. Rata-rata setiap gereja ditempatkan 9 hingga 12 personil yang mengamankan jalannya misa natal.
Sumber: harianMercusuar