Wednesday 9 February 2011

Wednesday, February 09, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Kecam Kekerasan Atas Nama Agama.
JAKARTA - Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) mengecam segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Hal itu disampaikan sebagai reaksi atas penyerangan dan pembunuhan sejumlah Jemaah Ahmadiyah di Pandeglang , Banten pada 6 Februari 2011 dan pembakaran gereja-gereja di Temanggung, Jawa Tengah, Selasa, 8 Februari 2011.

Dalam pernyataan sikap yang ditandatangi Ketua Presidium, Muliawan Margadana, dan Sekretaris Jenderal, Kikin Tarigan, asosiasi ini menegaskan bahwa perusakan terhadap sarana ibadat dan fasilitas umum secara keseluruhan merupakan perusakan terhadap identitas dan harkat-martabat kita (self-destructive) sebagai bangsa Indonesia.

“[Kami] mengecam keras segala tindak kekerasan dan intoleransi yang mengatasnamakan agama dan dilakukan sekelompok warga masyarakat, dalam menyelesaikan perbedaan yang ada. Tindakan tersebut menunjukkan tidak adanya jaminan kebebasan dan keamanan beribadah bagi pemeluk agama dan kepercayaan sebagaimana dijamin di dalam UUD 1945,” demikian pernyataan ISKA.

Karena itu ISKA meminta pemerintah untuk berpihak dengan tegas pada penegakan Pancasila dan Bhinneka Tungal Ika sebagai sendi dasar kehidupan bernegara.

“Pembiaran kekerasan oleh jajaran aparatur pemerintah akan merusak jatidiri kita sebagai bangsa yang bermartabat dan berke-Tuhan-an. Hal ini juga kian menunjukkan bahwa ada ketidakmampuan mencegah terperosoknya bangsa ini menjadi intoleran dan biadab.”

ISKA juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk secara jernih dan cerdas, mengkaji serta menyaring masuknya ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai fundamental bangsa yang toleran, harmonis dan beradab.

Juga, agar secara aktif dan bersama-sama melakukan proses deradikalisasi terhadap pihak yang bertentangan dengan realitas kita sebagai bangsa yang pluralis dan mengedepankan wawasan kebangsaan—serta meneguhkan secara terus-menerus nilai-nilai “Solidaritas yang Tidak Mengenal Sekat. “

Sumber: CathnewsIndonesia