JAKARTA - Umat Katolik di Indonesia diminta untuk menerapkan semangat ‘kerahiman ilahi’ seperti yang ditunjukkan St Maria Faustina Kowalska di tengah masyarakat yang dilanda ketidakadilan, kemiskinan dan kekerasan.
“Dalam dunia yang ditandai ketidakadilan dan kekerasan, termasuk di Indonesia, spiritualitas St Faustina mengukuhkan kembali cinta Tuhan kepada dunia,” kata Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dalam seminari Devosi Kerahiman Ilahi baru-baru ini.
Seminar yang diadakan oleh Komunitas Kerahiman Ilahi di Universitas Katolik Atma Jaya ini dihadiri oleh sekitar 800 orang.
Devosi ini dijiwai oleh pengalaman harian Santa Faustina Kowalska, seorang biarawati asal Polandia yang meninggal tahun 1938
Mgr. Suharyo menegaskan spiritualitas St Faustina sangat relevan dengan kondisi masyarakat yang dihantui ketidakadilan dan kekerasan.
“Kita harus meningkatkan devosi dalam hidup kita,” kata uskup, sehingga bisa memaafkan orang lain.
Pakar Kitab Suci, Stefan Leks, yang juga menjadi pembicara juga menekankan hubungan antara devosi dengan kehidupan nyata.
Dalam hidup modern dewasa ini, tidak muda menemukan orang yang bisa menunjukkan kerahiman Allah, karena mereka orang terlalu egois, katanya.
Ia juga menekankan agar orang tidak hanya menggantung gambar atau foto orang kudus di rumah, berdoa Rosario, tapi harus bisa menunjukkan belaskasihan kepada orang lain.
Ia menambahkan semestinya bagian devosi harus membuahkan karya nyata seperti member makan kepada orang lapar dan mengunjungi orang dipenjara.
Sedangkan menurut Julius Siswanto, devosi seperti ini diperkenalkan juga di sekolah-sekolah Katolik sehingga nilai-nilai spiritual bisa ditanamkan sejak dini.
Rince, anggota panitia, mengatakan acara pada 15 Februari itu dimaksudkan untuk memperkenalkan devosi kerahiman ilahi kepada orang-orang Katolik yang belum tahu.
Sumber: CathnewsIndonesia