Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Federasi Kristen Malaysia : Stempel dan Segel Pemerintah Nodai Injil.
KUALA LUMPUR (MALAYSIA) - Federasi Kristen Malaysia menyatakan bahwa pemerintah menodai Injil karena membubuhi stempel nomer serial dan memberi segel pada 5.000 Injil yang diimpor.
"Setiap Injil diberi stempel nomer seri dan diberi segel pemerintah, segel resmi departemen terkait, dan juga kata-kata 'atas perintah Menteri Dalam Negeri'," kata Ketua Federasi Kristen Malaysia, Uskup Ng Moon Hing.
Uskup Hing menambahkan pembubuhan stempel pada Injil yang berisi kata "Allah" dilakukan tanpa persetujuan komunitas Kristen sehingga hal ini serupa dengan "penodaan Injil".
Menurut Federasi Kristem Malaysia yang menjadi wadah sebagian besar gereja di sana, dengan stempel berarti Injil itu diperlakukan sebagai barang terbatas.
Impor sebanyak 5.000 kitab tersebut ditahan dulu karena menggunakan kata "Allah" untuk merujuk Tuhan, lapor wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak.
Tak ada niat
Injil dalam bahasa Melayu sering disita atau ditahan oleh bea cukai Malaysia karena berisi kata "Allah". Pemerintah melarang warga non-Muslim menggunakan kata itu dalam penerbitan karena bisa membingungkan penduduk mayoritas Muslim, atau bisa digunakan untuk memurtadkan mereka.
Namun kalangan Kristen menegaskan mereka sebelumnya telah menggunakan kata "Allah" selama puluhan tahun tanpa insiden apapun.
Meski impor terbaru sebanyak 5.000 Kitab Injil ini akhirnya dilepaskan setelah diberi stempel, sejumlah organisasi Kristen tidak mau mengambil Injil dari bea dan cukai karena sudah ternodai.
Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein, seperti dikutip media Malaysia, mengatakan pemberian stempel dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
"Tidak ada niat untuk menodai Injil. Kami tidak akan mempedulikan omongan seperti ini," katanya. (BBC Indonesia)