Saturday, 19 March 2011

Saturday, March 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Keuskupan Manado diminta Menjadi Katolik sejati. MANADO (SULUT) – Masa Prapaska 2011 bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Keuskupan Manado, maka Surat Gembala keuskupan itu menulis, akan menanfaatkan masa Prapaskah atau retret panjang itu untuk meneladani tema HUT Emas Keuskupan Manado.

“Menjadi Katolik sejati: Evanglisasi Baru Umat Keuskupan, agar semakin menghargai dan menghayati nilai-nilai iman Katolik, dan bersaksi secara bertanggung jawab,” adalah tema perayaan hari ulang tahun itu.

Berbicara tentang “bersaksi secara bertanggung-jawab,” Vikjen Keuskupan Manado Pastor Piet Tinangon Pr dalam surat gembala yang dibacakan sebagai ganti kotbah pada Misa 5 dan 6 Maret atau pada kesempatan yang dianggap sesuai, mengatakan, “Kalau kita diajak untuk bertobat, ini berarti kita diajak untuk bertanggung-jawab.”

Uskup Manado Mgr Josephus Suwatan MSC sedang beristirahat di Jakarta untuk memulihkan kesehatannya setelah operasi jantung di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Surat gembala yang ditulis oleh Pastor Tinangon dan dikeluarkan di akhir Februari itu diawali dengan harapan untuk meningkatkan hidup doa dan semangat keagamaan.

Bertanggung jawab atas dosa, lanjut Pastor Tinangon yang diangkat sebagai administrator keuskupan karena Mgr Suwatan sakit, adalah bertanggung-jawab atas perilaku agar selalu sesuai kehendak Allah, dan bertanggung-jawab atas perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Juga ditegaskan bahwa cinta kepada Allah dan kepada sesama tidak dapat dipisah-pisahkan. “Mencintai Allah tidak dapat meninggalkan tanggung-jawab terhadap keluarga, umat basis, lingkungan, tetangga, masyarakat, bahkan nusa dan bangsa,” kata imam itu.

Bertanggung-jawab terhadap keluarga, lanjutnya, berarti “menyempurnakan kesatuan keluarga yang dipersatukan oleh cinta manusiawi dengan cinta kristiani yang didasarkan pada iman dan kesatuan dalam Kristus.”

Yang bertanggung-jawab atas terbentuknya kesatuan keluarga, tegasnya, adalah seluruh anggota keluarga, lebih-lebih ayah dan ibu. “Kalau dalam permenungan dan refleksi tentang peran Anda dalam keluarga, Anda menemukan kesalahan dan dosa, jangan lupa juga memberi silih dan memperbaiki situasinya.”

Selain keluarga, imam itu juga berbcara tentang umat basis dan lingkungan. “Andaikata lingkungan dan komunitas persaudaraan kita kurang akrab dan ada perselisihan dengan orang-orang tertentu, maka kita bangun persaudaraan sejati, sebab hanya dengan demikian kita akan sungguh meyakinkan dalam upaya kita mewujudkan panggilan dan perutusan untuk bersama semua orang membangun persaudaraan sejati.”

Kerusakan lingkungan seperti hutan, tanah longsor, banjir, dan pulusi, kata imam itu, hanya bisa diatasi “kalau kita semua bertanggung-jawab menjaga keutuhan dan kelestarian alam, rajin menanam pohon dan tumbuhan, dan menjaga kebersihan daratan, udara dan air.”

Umat Katolik, tegas Pastor Tinangon, juga bertanggung-jawab atas kehidupan sosial politik. “Negara adalah milik kita. Kita bertanggung-jawab atas kesejahteraan dan kedamaian hidup bersama. Setiap usaha agar tercipta penyelenggaraan negara yang demokratis, jujur, adil dan masyarakat yang damai sejatera, merupakan tanggung-jawab kita bersama pula.”

Semua yang duduk dalam posisi dapat mengambil keputusan yang berdampak sosial, lanjut imam itu. Namun imam itu meminta mereka mengambil keputusan secara bertanggung-jawab, agar “semua disejahterakan, khususnya mereka yang tersisih, terkucilkan, melarat dan menderita.”

Dia minta semua orang yang merasa berdosa dalam relasi dalam umat basis, atau lingkungan, serta dalam perbuatan di tengah masyarakat, untuk tidak berhenti pada mengaku dosa, “tetapi juga membuat silih dan memperbaiki kerusakannya.”

Bertanggung-jawab atas banyak hal, menurut vikjen itu, adalah tugas mulia, “karena dengan demikian kita sebenarnya menanggapi undangan Tuhan Yesus sendiri agar kita ikut terlibat dalam tugas-Nya membaharui cara hidup manusia dan alam semesta menjadi bumi dan langit yang baru (Why. 21:1).”

Kalau umat Katolik Kuskupan Manado bertanggung jawab dalam banyak hal, imam itu percaya bahwa keberadaan mereka “akan sungguh terberkati dan menjadi berkat bagi siap saja.

Sumber: Pena Indonesia