Friday 11 March 2011

Friday, March 11, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Agung Jakarta Ajak Umat Katolik Berbagi Melalui Tindakan Nyata. JAKARTA - Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Pr, dalam surat gembala dengan tema “Mari Berbagi- Menuju Perwujudan Diri Sejati” mengajak umat Katolik KAJ untuk berbagi melalui tindakan nyata. Surat gembala ini ditulis saat menyambut masa Prapaskah yang dimulai dan ditandai dengan upacara pada Rabu Abu, 9 Maret 2011 lalu.

“Peziarahan rohani ini akan menjadi semakin bermakna kalau ditandai dengan doa yang tekun dan karya-karya kasih yang tulus,” kata Mgr Suharyo dalam surat gembala yang dibacakan Sabtu dan Minggu (5-6 Maret) di paroki-paroki di KAJ.

“Dengan demikian kita, dapat memetik buah-buah penebusan yang menjadi nyata dalam hidup yang dianugerahkan Allah kepada kita.”

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa dengan menerima hidup baru “kita semakin mempunyai pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalan Kristus Yesus, semakin mencapai kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”

Menjadi Gereja yang dewasa
Masa Prapaskah tahun ini juga dijalani terkait perayaan syukur 50 tahun terbentuknya Hirarki Gereja Katolik Indonesia.

Mgr Suharyo mengatakan Pimpinan Gereja Katolik mengabil keputusan itu 50 tahun lalu, karena yakin bahwa Gereja Katolik Indonesia bisa berkembang menjadi gereja yang dewasa.

Pada waktu itu, mereka yakin bahwa Gereja akan berkembang menjadi “bagian tak pisahkan dari masyarakat dan bangsa Indonesia dengan segala kegembiraan dan harapan serta keprihatinan dan kecemasannya.”

Lebih lanjut Mgr Suharyo mengungkapkan bahwa Keuskupan Agung Jakarta, melalui arah dasar pastoral, terus berusaha meneguhkan iman kepada Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih.

Tema aksi puasa “Mari Berbagi” merupakan upaya untuk melakukan aksi nyata sesuai keadaan masyarakat di Jakarta.

Menurut Mgr Suharyo, “Gereja yang dewasa” adalah Gereja yang mendengarkan perkataan Yesus dan melakukan-Nya, sama orang yang mendirikan rumah di atas batu.

Itu artinya orang yang mengembangkan kemampuan untuk memilih berkat, bukan kutuk, kemampuan untuk memilih yang baik dan buruk, bukan sekedar yang gampang dan enak.

Sumber: Cathnews Indonesia