Friday, 4 March 2011

Friday, March 04, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Vatikan Kecam dan Kutuk Keras Pembunuhan Menteri Kristen Pakistan.
KARACHI (PAKISTAN) - Pembunuhan terhadap Menteri untuk Agama Minoritas Pakistan Shahbaz Bhatti yang gencar menginginkan perubahan demi pengampunan bagi rakyat dan juga satu-satunya anggota kabinet Pakistan yang beragama Kristen segera mengundang reaksi dan kecaman dari seluruh dunia, salah satunya otoritas tertinggi Katolik, Vatikan yang meminta negara itu segera mengakhiri membunuh minoritas Kristen.

Hal ini dinyatakan oleh juru bicara Vatikan, Federico Lombardi yang menyerukan bahwa penembakan itu adalah sebuah aksi kekerasan terbaru yang menakutkan. “Kami berdoa untuk korban dan kami mengecam tindak kekerasan yang sangat tidak bisa diterima itu dan kami turut berduka bersama umat Kristen di Pakistan. Kami berharap adanya kebebasan beragama dan perlunya perlindungan terhadap orang Kristen yang selalu mendapat kekerasan dan pembunuhan,” kata Lombardi.

Bhatti yang merupakan Menteri untuk Agama Minoritas di Pakistan yang gencar menyuarakan perubahan demi pengampunan bagi rakyat pada September tahun lalu bertemu Paus Benediktus XVI dan Bapa Suci. Ia memberikan testimoni atas upayanya agar komunitas agama bisa hidup berdampingan secara damai di negaranya.

Presiden Aliansi Semua Minoritas Pakistan dan Ketua Front Pembebasan Kristen ini dikenal sangat vokal menentang peraturan penistaan Agama di negara itu. Ancaman pembunuhan pun sering dialamatkan pada dirinya, dan ancaman itu menjadi kenyataan saat dirinya ditembak mati oleh oknum bersenjata di Pakistan, Rabu (2/3).

Shahbaz Bhatti tewas ditangan tiga pria yang menembaki mobilnya, di garasi orangtuanya. Satu orang menembaki dengan senapan Kalashnikov dan segera melarikan diri dengan Suzuki Mehran berwarna putih. Gulam Rahim, seorang saksi mata yang menyaksikan seluruh kejadian dari balik pohon, menuturkan bahwa dua pria membuka pintu mobil Toyota hitam itu dan mencoba menarik Bhatti keluar. “Ia baru saja keluar dari garasi saat pria-pria itu menembakinya,” tuturnya.

Kepolisian masih menyelidiki secara menyeluruh atas pembunuhan ini. Kemungkinan pelaku penembakan adalah suruhan kelompok militan Al Qaeda dan Taliban karena di lokasi kejadian ditemukan pamflet dari Al Qaeda dan Taliban yang menyatakan sengaja mengincar Bhatti karena kepercayaan yang dianutnya dan menduganya sebagai anggota komite yang mengkaji ulang hukum baru tersebut.

Menurut rilis ABC, Taliban Pakistan menyatakan bertanggung-jawab atas pembunuhan itu, dan mengatakan dalam pamflet yang ditemukan di lokasi kejadian bahwa mereka sengaja mengincar Bhatti karena kepercayaan yang dianutnya dan menduganya sebagai anggota komite yang mengkaji ulang hukum baru tersebut.

Kejadian ini merupakan pembunuhan kedua dalam dua bulan, terhadap para penentang hukuman mati bagi orang yang dianggap menghina agama lain. Hukum anti-penghujatan telah menjadi sorotan sejak November tahun lalu, ketika pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati bagi seorang ibu beragama Kristen.

Bhatti bukanlah Pejabat yang pertama yang menentang ketidak adilan tersebut. Pada 4 Januari lalu, gubernur provinsi terpadat di Punjab, Salman Taseer, yang sangat menentang hukum dan berusaha mencarikan pengampunan presiden bagi buruh tani beragama Kristen berusia 45 tahun, juga ditembak mati oleh salah seorang pengawalnya. Para penentang hukum ini memperoleh ancaman pembunuhan dan kemudian berakhir dengan kematian.(TimPPGI)