Saturday 16 April 2011

Saturday, April 16, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Suster Servae Spiritus Sanctus (SSpS) dan Forum Peduli Perempuan dan Anak (FPPA) Bantu Korban Banjir di Belu. ATAMBUA (NTT) - Suster SSpS dan staf Forum Peduli Perempuan dan Anak (FPPA) memberikan bantuan kepada 84 keluarga korban banjir di tempat pengungsian di Atambua, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (13/4).

Didampingi Sr. Sisilia Anak Agung SSpS, selaku kepala FPPA, mereka memberikan 300 nasi bungkus, beras, mie, susu dan air minum kepada para korban banjir yang ditampung di desa Lasaen.

Sebelumnya komunitas SSpS juga telah memberikan beberapa karung beras kepada para korban bencana banjir.

“Mestinya perlu ada tanggap darurat (contingency plan) dari semua pihak karena banjir ini terjadi setiap tahun, sehingga pada saat bencana kita tidak lari kesana kemari untuk mencari bantuan,” kata Sr Sisilia terkait apa yang sebaiknya dilakukan untuk menolong para korban.

“Saya berpendapat sebaiknya warga yang mendiami daerah bencana direlokasi sehingga tempat itu bisa dijadikan lahan kebun atau persawahan,” lanjutnya.

Ia mengakui bahwa warga saat ini hidup dalam kecemasan dimana pada saat musim kering bencana kelaparan selalu menghantui tetapi pada saat musim hujan bencana banjir selalu menghantui mereka pula.

Hujan yang terus menerus terjadi belakangan ini telah menyebabkan tanggul penahan air sepanjang 60 meter kali Benenain jebol pada 26 Maret 2011 lalu. Akibatnya kecamatan Malaka Barat dan Malaka Tengah terendam banjir.

Air hingga setinggi 1,5 meter menyebabkan 198 kelurga terpaksa dievakuasi karena takut terjadi seperti banjir bulan Mei tahun 2000 yang menewaskan hampir 200 orang.

Yohanes Klau Bria, salah satu kepala keluarga korban banjir dari desa Umatoos, mengatakan saat banjir tiba mereka selalu cemas.

“Kami trauma dengan banjir bandang pada tahun 2000 lalu sehingga kami mengungsi. Dan kami kehilangan lahan pertanian, rumah, dan ternak,” katanya.

Ia mengharapkan adanya langkah yang bijak dari pemerintah untuk menangani bencana ini karena masyarakat telah menderita.

Pemerintah kabupaten Belu, bekerja sama dengan TNI telah memberikan bantuan berupa 1 ton beras, mie, susu, obat-obatan, selimut, dan perahu untuk merelokasi warga dari daerah banjir.

Sementara itu Hironimus Ronny Seran, koordinator Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana Belu mengatakan saat ini warga sangat membutuhkan obat – obatan, air bersih, dan sanitasi yang layak untuk mengatasi wabah penyakit.

Ia mengusulkan agar logistik yang sifatnya darurat dipusatkan di Betun agar jangkaun lebih cepat.

Sumber: Cathnews Indonesia