Saturday, 23 April 2011

Saturday, April 23, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristiani diharapkan Maknai Pengorbanan Tuhan Yesus Sehingga Jangan Kehilangan Identitas.
MANGUPURA (BALI) - Meski umat Kristiani kini berada di tengah gelombang kehidupan yang cukup mengerikan, namun hendaknya jangan sampai kehilangan identitas. Sebab, penderitaan yang dialami umat Kristiani tersebut tidak sebanding dengan pengorbanan Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib.

Demikian antara lain disampaikan Pendeta I Wayan Sudiartha, M.Th., dalam kotbah Jumat Agung untuk memperingati kematian Yesus Kristus di Jemaat Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Betlehem, Untal-Untal, Badung, Jumat (22/4) kemarin.

Sementara itu, di GKPB Jemaat Marga Pakerti Padang Tawang, Canggu, Badung, ibadah Jumat Agung dipimpin oleh Pendeta I Nyoman Parwita, S.Si. Dalam kotbahnya, Parwita mengatakan Yesus berkorban dengan mati di kayu salib bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang yang percaya pada-Nya. ''Mampukah kita berkorban untuk oranga lain? Pertanyaan inilah yang perlu kita renungkan,'' ungkapnya.

Menurut Sudiartha, sebagai umat Kristiani di seluruh muka bumi, kesusahan dan penderitaan yang dialami selama ini bukan berarti apa-apa, karena di balik itu semua dosa kita telah ditebus oleh Yesus di kayu salib. Untuk itulah, umat Kristiani hendaknya bisa memaknai apa itu salib. ''Memang oleh sebagian orang, terkadang salib dimaknai hanya sebagai fashion atau aksesori, seperti kita pakai dalam bentuk perhiasan, tato dan sebagainya,'' ujar Sudiartha.

Namun dalam kebaktian Jumat Agung tersebut, Pendeta Sudiartha mengajak umat Kristiani untuk bisa memaknai apa itu salib. Menurutnya, salib memiliki tiga arti yakni pertama, risiko. Dalam artian menjadi umat Kristen adalah sebuah risiko. Maksudnya semakin kita setia kepada ajaran Tuhan Yesus, semakin banyak godaan atau masalah yang kita hadapi. ''Namun, kita harus tetap setia karena kita memang telah memilih sebuah risiko tersebut,'' paparnya.

Arti salib yang kedua adalah keselamatan dan pengampunan. Dalam hal ini, umat Kristiani yang percaya akan Tuhan Yesus dan selalu mengikuti ajarannya, akan memperoleh keselamatan dan pengampunan. Sedangkan arti salib yang ketiga adalah kemenangan. Artinya, humuman maut bagi umat manusia khususnya umat Kristiani telah ditebus atau dibayar lunas oleh Tuhan Yesus di kayu salib.

Oleh karena itu, mampukah sebagai umat Kristen tetap mempertahankan identitasnya di tengah kehidupan seperti sekarang? Seperti memikul salib itu sendiri merupakan sebuah tantangan iman bagi umat Kristiani. ''Kalau kita bisa memaknai salib tersebut maka Jumat Agung bukanlah dukacita melainkan Jumat Agung adalah sebuah sukacita bagi umat Kristiani,'' ujarnya.

Sumber: BaliPost