Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca SKP Kingmi Papua di Nabire : Enam Oknum Anggota TNI Keroyok Pemuda.
NABIRE (PAPUA) - Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Kemah Injil Gereja Masehi (Kingmi) Papua di Nabire menyebutkan seorang pemuda bernama Derek Adii yang baru saja melengkapi persyaratan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Deiyai, dianiaya enam oknum tentara di di tangga KM Labobar saat berlabuh di Pelabuhan Laut Nabire, Sabtu (14/5) malam.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka serius pada wajah, Korban ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 08.15 WIT tidak jauh dari dermaga. Keluarga korban kemudian melarikan jenazah ke RSUD Siriwini Nabire.
“Ada luka tikam di alis mata sampai di telinga, Otak kecil hancur, bibir di bawah sobek dan mengeluarkan darah,” ujar Yones Douw, Koordinator SKP Kingmi Nabire dalam rilisnya.
SKP Gereja Kingmi Papua di Nabire juga menyebutkan korban berada dalam kerumunan warga yang hendak naik ke atas kapal. Saat itu, ia sempat menegur sejumlah tentara karena tidak mendahulukan warga sipil naik ke dalam kapal.
Tak menerima teguran itu, Serka HA, tetangga korban di Manokwari, mencabut sangkur dan menikam alis mata korban. Tak sampai situ, para pelaku langsung membuang korban ke laut.“Pelaku enam orang, semuanya tentara, keroyok korban dan tikam lalu mereka buang dia ke laut,” kata Yones Douw kepada Jubi.
“Dia tidak mabuk, juga tidak tahu meminum minum keras,” kata Yones Douw menyangah tuduhan yang menyatakan bahwa Derek jatuh dari kapal karena mabuk.
Sedang Versi Kodam XVII Cenderawasih insiden itu berawal ketika Derek yang ditemukan mabuk berbuat onar di atas kapal. Saat ditegur tentara, ia melawan dan akhirnya terjadi perkelahian. “Itu karena dia mabuk, biasalah orang mabuk, karena ditegur anggota kita dan dia juga melawan, akhirnya terjadi peristiwa itu,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Inf Ali Hamdan Bogra seperti dilannsir Tempo .
Keluarga korban yang berdomisili di Amban, Manokwari, Martinus Adii, terkejut dengan informasi pembunuhan terhadap adiknyai. Karena itu, pihak keluarga mengutuk tindakan jahat aparat tentara. “Adik saya salah apa sampai kalian bunuh? Kalian manusia atau tidak? Kenapa bahasa dibalas dengan tindakan hingga adik saya tewas? Kalian benar-benar biadab,” tuturnya.
Martinus menceritakan, korban bersama mamanya hendak kembali ke Manokwari usai merampungkan berkas-berkas sebagai CPNS di Kabupaten Deiyai.
Memprotes tindakan biadap oknum anggota Kodim 1705 Nabire, ratusan mahasiswa dan masyarakat bersenjata parang, tombak dan anak panah, menduduki Pelabuhan Laut Manokwari, Minggu (15/5) sore.
Aksi protes warga Manokwari dilampiaskan dengan memecahkan kaca ruang tunggu penumpang. Beruntung, aksi tersebut tidak berujung anarkis setelah dihentikan aparat kepolisian.
Akibatnya beberapa kaca ruang tunggu pecah. Aksi itu kemudian dihentikan kepolisian yang datang ke lokasi.
Sumber: Tabloid Jubi/Tim PPGI