Tuesday 7 June 2011

Tuesday, June 07, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia dan Tiga Keuskupan di Kalimantan Barat, Perangi Malaria.
PONTIANAK (KALBAR) - Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia atau Perdhaki, turut serta memerangi wabah malaria di Kalimantan Barat, yang seringkali merenggut nyawa ibu-ibu hamil dan bayi.

Didukung oleh Global Fund dan bekerja sama dengan Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Ketapang dan Keuskupan Sintang, kelompok ini memberi pelatihan kepada orang-orang setempat serta membagikan kelambu dan obat-obatan.

“Proyek ini merupakan upaya Gereja Katolik untuk menciptakan masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani,” kata Pastor Yeremias Melis OFMCap, ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Pontianak baru-baru ini.

Koordinator Perdhaki Kalbar Kosmas Apolonaris, mengatakan tiap-tiap keuskupan sudah membentuk sub unit khusus malaria di berbagai paroki sehingga bisa dengan mudah memfasilitasi pelayanan ke wilayah-wilayah pelosok.

Perdhaki memiliki 70 unit pelayanan kesehatan di wilayah Kalimantan dan Sulawesi, 11 di antaranya ada di wilayah Keuskupan Pontianak.

“Kegiatan utamanya antara lain membagikan kelambu secara gratis kepada keluarga-keluarga dan wanita hamil, cek kesehatan, sosialisasi langkah-langkah penanggulangan , pemeriksaan darah serta pemberian obat gratis kepada mereka yang terkena malaria,” kata Kosmas.

Proyek ini, lanjutnya, dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu selama periode 2010-2011 dan 2012-2014.

Selama bulan Januari-April tahun ini, Perdhaki Kalimantan Barat telah melatih 80 staf, serta mendistribusi 59.553 kelambu kepada keluarga-keluarga.

“Kami berharap warga menggunakan kelambu ini sesuai fungsinya, dan kami juga berharap mereka memaham wabah malaria dan cara-cara mengatasinya,” ungkap Kosmas.

Yohanes, salah seorang warga, mengatakan keluarganya sangat senang dengan proyek malaria ini. “Ini benar-benar membantu kami orang kurang mampu bagaimana melawan malaria, serta memberi kami pengetahuan tentang malaria,” katanya.

Sumber: CathnewsIndonesia/Ucanews