Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Protestan di Indonesia bagian barat (GPIB) Siap Menjadi Garam dan Terang.
MEDAN (SUMUT) - Dalam hari kedua Persidangan Sinode Tahunan (PST) Gereja Protestan di Indonesia bagian barat (GPIB) 2012 pada Jumat (24/02/2012), Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Rev John A Titaley ThD menyampaikan pandangan akademis teologis yang membahas tema Kepemimpinan yang Membangun Masyarakat dengan mengambil ayat Alkitab yang tertulis di Kejadian 1:28-29 sebagai acuan.
Profesor tehologi ini berpesan, “Kalau GPIB mau menjalankan kepemimpinan yang membangun masyarakat, sesuai tema Konven dan PST 2012, niat itu harus dilaksanakan dengan memulai dari warga gereja sendiri.”
Rev John A Titale menegaskan, semua pelayan dan jemaat GPIB harus punya visi dan keteladanan masyarakat yang rukun dan adil.
“Itu dimungkinkan karena tiap-tiap kristen sudah disapa Roh Tuhan (Roh Kudus),” ucapnya pasti.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Majelis Sinode (MS) GPIB, Pdt Adriaan Pitoy STh Mmin, memaparkan makna tema sentran Konven dan PST 2012 dimaksudkan agar setiap pemimpin di GPIB dapat meningkatkan peran sebagai garam dan terang bagi lingkungannya.
Dimulai dari keluarga sendiri, lingkungan hingga bidang-bidang lain. Harapannya, pemimpin dan jemaat GPIB bisa memberi sumbansih untuk meningkatkan kesejahtearan masyarakat sekitarnya.
Sejalan dengan tema sentral Konven dan PST GPIB tahun 2012, saat ini pengurus gereja tengah menyusun program yang akan menjadi acuan petugas Pelayanan Kategorial (Pelkat/Unit Missioner) untuk melayani jemaat.
Pelkat adalah salah satu ujung tombak, perpanjangan tangan majelis sinode, yang melayani dan bersentuhan langsung dengan jemaat GPIB. Pelkat terdiri dari Pelkat Anak, Persekutuan Teruna, Gerakan Pemuda, Persekutuan Kaum Perempuan, Persekutuan Kaum Bapak dan Persekutuan Kaum Lanjut Usia. Unit Missioner ini dikoordinir oleh Ketua III MS, Pdt Drs Ruddy I Ririhena MSi.
Selain itu, Departemen Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG) GPIB tengah berupaya menata kembali asset dan keuangan yang dimiliki GPIB.
“Banyak tanah dan aset lain yang tidak diurus dengan serius sehingga dikuasai pihak ketiga,” sebut Ketua IV MS, Pnt Drs Richard van der Muur, Majelis Sinode GPIB yang membawahi PEG.
Departemen PEG pun bertekat mengelola dan mengelola asset dan keuangan untuk kesejahteraan pekerja-pekerja yang mengabdi di GPIB. Langkah yang sudah ditempuh sampai saat ini adalah inventarisir dan verifikasi asset.
“Sekarang sedang persiapan pemberdayaan,” ujar Richard van der Muur didampingi Dorothe Erik Samola dan Robert Rompis saat break PST.
Bila pemberdayaan sudah berjalan, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para pelayan yang bekerja di GPIB. “Mulai dari pendeta hingga petugas lainnya,” sebut Richard van der Mur.
PST sendiri dipimpin Robert Rompis sebagai Kepala Departemen PEG, Ketua I PEG yang membidangi Asset dan Keuangan Dorothe Erik Samola, dan Ketua II PEG Ferdinando Walangare yang bertugas sebagai penggalang dana.
Aset GPIB sendiri jumlahnya sangat banyak dan tersebar dari ujung barat Indonesia hingga ke bagian timur. Diantaranya, sejumlah lahan, gedung hingga empat sekolah tinggi masing-masing UKSW Salatiga, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) di Jogjakarta, STT Jakarta dan STT INTIM di Makassar.
Di Fakultas Teologi UKSW dan UKDW serta STT Jakarta dan STT INTIM di Makassar inilah anak muda jemaat GPIB dididik menjadi pelayan Tuhan.(HarianSumut)
Beranda
»
gereja reformasi
»
GPIB
»
Medan
»
Persidangan Sinode
»
sumut
»
UKDW
»
UKSW
» Gereja Protestan di Indonesia bagian barat (GPIB) Siap Menjadi Garam dan Terang
Tuesday, 28 February 2012