Tuesday 28 February 2012

Tuesday, February 28, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sekularisme dan Imigran Bertambah, Missionaris Giatkan Penginjilan di Eropa.
ROMA (ITALIA) - Organisasi dan lembaga missionaris di Eropa biasanya bergerak untuk menjangkau umat Kristen yang berada di penjuru dunia. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir ini organisasi dan lembaga-lembaga tersebut mulai berfokus ke benua mereka sendiri, benua Eropa.

Kembalinya kaum Injili dan missionaris ke Eropa, akibat meningkatnya sekularisme Eropa yang digencarkan kaum liberal dan atheis.

Meningkatnya sekularisme di Eropa telah dicatat dalam sebuah survey tahun 2005 oleh Eurobarometer Poll, dengan 52 persen dari warga Eropa menyatakan dirinya percaya Tuhan. Bahkan di beberapa negara, seperti Swedia, angka tersebut turun hingga 23 persen.

Selain sekularisme, kedatangan imigran yang secara berlebihan ke Eropa telah merubah domografi dan tatanan masyarakat dari benua biru itu.

Hal ini pun menjadi tantangan dan peluang baru dari para missionaris asal benua itu. Berbagai organisasi missionaris mulai mengerahkan diri untuk melayani siapa-saja di lingkungan dan negara sendiri.

Comboni Missionaries of the Heart of Jesus, misalnya, sebagai organisasi penginjilan asal Italia yang berfokus pada pendidikan dan bantuan hukum kepada umat Kristen di penjuru dunia mengatakan akan kembali mencari cara baru menginjili warga Eropa agar kembali kepada Tuhan.

Menurut Vatican News, organisasi milik Gereja Katolik yang didirikan oleh St Daniel Comboni pada 1857 ini baru saja mengadakan konferensi di Pesaro, Italia, pada 7 -17 Februari 2012. Hasil dari konferensi itu menyatakan akan memperbaharui usaha penginjilan mereka dengan mengurangi pelayanan ke luar negeri dan memperhatikan masalah yang dihadapi gereja-gereja Eropa.

Sekitar 50 Missionaris Combonian yang bekerja di Afrika dan Amerika Latin, hadir dalam konferensi itu juga menegaskan posisi gereja-gereja Eropa yang kian tergeser oleh sekularisme dan anti Kristen, sehingga gereja-gereja di Eropa harus bergerak melayani mereka yang tersesat dalam ‘kemiskinan’.

“Jika pada benua yang lain kami menghadapi masalah kemiskinan dan semua fenomena yang terkait, seperti kelaparan, berbagai ketidak adilan sosial dan ekonomi, wabah yang memakan korban, kurangnya peluang mendapatkan pendidikan bagi generasi muda dan lain-lain, di Eropa ada bentuk lain dari kemiskinan itu yang malah lebih serius: miskinnya nilai hidup, miskinnya kepekaan hidup, ketidakmampuan untuk berbagi, keinginan duniawi mencari kekuasaan dan kesenangan serta keinginan yang berlebihan terhadap benda-benda duniawi,” jelas Pater Alberto Pelucchi, Vikjen Comboni Institute sembari menjelaskan, pada tahun-tahun beriikutnya, penginjilan terhadap Eropa akan meningkat dan bertambah

Namun melihat berbedanya ‘kemiskinan’ yang dialami masyarakat Eropa, beberapa missionaris menekankan adanya pendekatan baru dalam penginjilan, dan hal tersebut haru dibahas bersama dengan memperhatikan segala perkembangan terbaru pada masyarakat Eropa, selain juga fokus kepada para imigran di beberapa negara penampung seperti Inggris, Belgia, Belanda, Denmark, Norwergia, Swedia, Jerman, Swiss, Perancis, Spanyol, Italia dan Yunani. (ChristianPost/CatholicPost/TimPPGI)