Monday 26 March 2012

Monday, March 26, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Memalukan! Kasus Bocah Dikebiri, Media Massa 'Kambing Hitamkan' Gereja Katolik di Belanda.
LONDON (INGGRIS) - Gerakan anti Kristen yang meluas di Eropa juga menguasai media massa. Adalah BBC dan Daily Telegraph, media yang bermarkas di Inggris yang membeberkan berita miring nan sensasional berjudul 'Gereja Katolik Roma di Belanda mengebiri  anak-anak laki-laki pada tahun 1950an'.

Lucunya berita kontroversial ini mereka kutip secara serampangan dan membabi buta dari sebuah koran Belanda, NRC Handelsblad yang terbit pada akhir minggu lalu.

Menurut Deacon Nick Donnelly, penulis Blog Protect The Pope, sebuah blog yang membeberkan fakta sebenarnya dari tuduhan-tuduhan para homoseksual, atheis, liberal, anti Katolik  yang penuh dengan kebencian ini, ada kejanggalan penyampaian berita yang dilakukan BBC yang kemudian disalin oleh berbagai media massa termasuk Telegraph hingga New York Post sebagai fakta, yang nyatanya adalah rekaan sang editor berita BBC.

Ditulis Donelly, sebagai media internasional, BBC melakukan kesalahan fatal yang nampaknya 'disengaja' guna menghujat dan menjelekkan nama Gereja Katolik di Belanda.

Sebagai sumber dari berita kontroversial itu, BBC melakukan penambahan informasi yang merubah inti dari berita milik NRC.

Dua poin utama yang dirubah BBC adalah: pertama, dalam laporan NRC, diberitakan 'Joep Dohmen (si jurnalis investigasi) menyatakan belum mengetahui apakah pengebirian Henk Heithuis (korban pengebirian) adalah hukuman akibat upayanya membocorkan peristiwa tersebut kepada aparat keamanan atau tidak', sedangkan BBC dengan meyakinkan, mengarang. 'Seorang pemuda telah dikebiri pada tahun 1956 setelah melaporkan kepada polisi kalau dirinya telah dilecehkan oleh seorang pastor, dilaporkan oleh sebuah koran lokal.'

Kedua, NRC menyatakan Joep Dohmen belum mendapati kemungkinan adanya korban lainnya [artinya : hanya Henk Heithuis seorang yang menjadi korban kebiri ], sedangkan dengan berani BBC mengatakan 'sekitar 11 anak laki-laki telah dikebiri ketika berada dibawah Gereja Katolik Roma di Belanda pada tahun 1950 an'.

Alhasil, dua karangan BBC ini telah dipercaya bulat-bulat oleh ribuan media massa, termasuk media massa Indonesia yang memang sudah menanti berita-berita miring dan bodoh seperti ini. Mereka pun mem-beo-kan berita itu dan menganggapnya sebagai fakta.

Sembunyikan Fakta
Selanjutnya Donelly mengungkapkan, BBC telah gagal memberitakan apa yang sebenarnya terjadi di Belanda pada tahun 1950 itu. Mereka membutakan diri dengan menuduh Gereja Katolik Belanda sebagai satu-satunya tersangka dari peristiwa tersebut.

Menurut jurnal akademik kesehatan Belanda, berjudul 'Studies in History and Philosophy of Biological and Biomedical Sciences' yang ditulis Theo van der Meer, dari tahun 1938 hingga 1968 ada 400 orang yang telah dikebiri pemerintah Belanda. Pengebirian ini dilakukan guna menekan dan membatasi meningkatnya tingkat kejahatan seksual dan homoseksual yang bertumbuh subur di negara itu.

Sedangkan untuk mendapatkan ijin pengebirian, sebuah lembaga diharuskan memiliki ijin dari Kementrian Hukum Negeri Belanda, serta pernyataan tertulis dari orang yang akan dikebiri ataupun dari dokter yang mendapati adanya potensi homoseksual.

Sehingga adalah 'wajar' untuk saat itu jika terjadi peristiwa memalukan yang menjadi lembaran kelam negara yang dikenal sebagai pusat pengembangan hukum sekuler itu.

Dan patut diingat, kini Gereja Katolik Belanda sendirilah yang sedang berjuang memperbaharui [mengungkit dan memperbaiki] kesalahan-kesalahan yang dilakukan oknum-oknum pemimpin Gereja Katolik di negara itu.

Salah satunya dengan bersama pemerintah Belanda, Gereja membuat tim pencari fakta dan penyelidik kasus pelecehan seksual yang terjadi di Gereja Katolik Belanda.

Tim ini dipimpin oleh Wim Deetman, mantan perdana menteri Belanda ini pada Desember 2011 lalu membeberkan sekitar 1,800 laporan yang menyatakan selama 65 tahun, sekitar 20.000 anak-anak di bawah pengawasan Gereja Katolik Belanda, mengalami pelecehan seksual. (PTP/BBC/TimPPGI)