Sunday 15 April 2012

Sunday, April 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Umat Kristen di Turki Semakin Dianiaya Selama Paskah.
ISTAMBUL (TURKI) - Penerapan aturan sepihak yang membatasi dan melarang umat Kristen untuk mendirikan gedung gereja serta mengadakan ibadah, kian digiatkan oleh para intoleran yang mengaku diri sebagai orang yang mengaku memiliki 'tuhan'.

Pada Paskah 2012 lalu, seorang hamba Tuhan dari Gereja Reformasi, Pendeta Semih Serkek dianiaya sekolompok muslim yang menyerangnya usai mengadakan ibadah Paskah terbuka di Gereja Protestan Karunia Jemaat Bahcelievler, Istambul, Turki.

Pada Sabtu (07/04/2012) malam menjelang Kebangkitan Yesus Kristus, pendeta Serkek dipukuli oleh tiga pemuda muslim 'tidak dikenal' di sebuah lorong sepi dan diancam dibunuh jika tidak mengucapkan 'kalimat syahdat'.

"Saya kemudian dipukuli didada," kata Pdt Serkek kepada Hurriyet Daily pada Selasa (10/04/2012).
Ia kemudian selamat dari usaha pembunuhan itu setelah beberapa jemaat mengetahui kejadian tersebut, para pemuda muslim itupun melarikan diri sembari meneriakkan 'allah maha besar'.

Ia mengungkapkan penyerangan itu adalah kelanjutan usaha pembunuhan umat Kristen yang telah berani mencetak Alkitab di Turki. Pada tanggal 18 April 2007, tiga orang yakni Pendeta Necati Aydin, Ugur Yuksel dan Tilman Geske yang merupakan jemaat dari Gereja menjadi korban pembunuhan keji di Kantor Penerbitan Zirve di Malatya, Turki oleh kelompok muslim di Turki Timur.

Selain Pdt Serkek di Istambul, Pastor Orhan Picaklar yang melayani jemaat Gereja Protestan Agape di Laut Hitam di Provinsi Samsun menyatakan dirinya diancam akan dibunuh jika terus berkhotbah tentang kebenaran Kristus. Dan sejak empat tahun yang lalu, ia selalu dikawal oleh beberapa orang terlatih selama 24 jam.

Selama ibadah Paskah tahun ini berlangsung, tutur Picaklar "polisi menjaga pintu gereja, sebab jemaat sangat ketakutan mendatangi gereja akibat ancaman mematikan terhadap hidup mereka."

Pemerintah Dukung Pelarangan Pendirian Gereja Baru
Gereja Pentakostal yang berada di sebuah apartemen ini seringkali diserang dengan tembakan dan pelemparan granat dan molotov misterius. Sehingga mereka tidak mengadakan pertemuan mingguan, dan cuma mengadakan ibadah pada hari-hari tertentu.

Selain itu, sebagai satu-satunya jemaat Kristen yang diijinkan untuk mendirikan gedung gereja baru di Turki. Mereka diharuskan membuat gedung sebesar 1000 meter persegi. Hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kondisi jemaat yang berjumlah sekitar 5000 orang ini.

Sedangkan Pendeta Krikor Agabaloglu dari Gereja Protestan Armenia Gedukpasa Jemaat Istambul, menyatakan serangan terhadap hamba Tuhan dan gedung gereja yang sebelumnya menurun pada beberapa tahun sebelumnya, kini mulai meningkat.

"Penyerangan terhadap umat Kristen berkurang untuk sementara, kemudian kembali meningkat dan bertambah pada beberapa hari terakhir. Kami sangat khawatir, [akan diserang] ketika kami membuka pintu gereja dan menyambut umat percaya untuk beribadah"

Sedangkan terkait alotnya ijin pendirian gereja Agape di Samsun, Pdt Agabaloglu mengugkapkan sebagai salah satu cara pemerintah membatasi dan melarang penyebaran Kekristenan di Turki. (HurriyetDaily/RoP/TimPPGI)