Monday 6 August 2012

Monday, August 06, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dipaksa Pindah Lewat Konflik, Ratusan Warga Kristen di Mesir Berujuk Rasa di Depan Istana Presiden.
KAIRO (MESIR) - Ratusan pengunjuk rasa pada Rabu (01/08/2012) mendatangi Istana Presiden Mesir di Distrik Heliopolis, Kairo. Mereka memprotes berlanjutnya konflik sektarian yang terjadi dalam satu minggu di kota Dahshur, Provinsi Giza, yang berada diselatan ibu kota Mesir.

Para pengunjuk rasa yang berasal dari beberapa gerakan Koptik di Mesir, termasuk Persatuan Pemuda Maspero (MYU), Koalisi Pemuda Koptik (CYC) dan Koptik untuk Mesir (CfE) bersama beberapa warga Koptik dari Dahshur menuntut pemerintah menentang usaha pengusiran warga Kristen Koptik yang dilakukan oleh muslim.

Persatuan Pemuda Maspero (MYU), sebuah kelompok pertahanan hak-hak warga Koptik yang terbentuk saat revolusi Mesir 2011 lalu juga mengeluarkan sebuah pernyataan sikap terkait bentrok di Dahshur yang membuat 120 keluarga Kristen di desa itu terpaksa keluar demi keamanan, mereka meminta pemerintah agar 'membuka mata' mereka atas diskriminiasi dan kekerasan yang terjadi di tempat itu.

Para pengunjuk rasa ini membawa spanduk bertuliskan "Tidak untuk pemaksaan migrasi warga Koptik Dahshur" dan "Turunkan penguasaan Bimbingan Agung," yang dirujuk kepada para pemimpin Ikwanul Muslimin Mesir.

Menanggapi unjuk rasa itu, Juru Bicara Presiden Morsi, Yasser Ali, pada Sabtu (04/08/2012) mengutarakan umat Koptik yang pindah dari tempat itu akibat kekhawatiran berlanjutnya konflik. Dan mereka mengungsi akibat keputusan mereka sendiri.

Ali mengatakan, pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi kerugian yang dimiliki warga Koptik Dahshur, sembari menambahkan, presiden telah menghubungi imam agung Al-Azhar dan perwakilan Paus Koptik untuk mencari cara mengatasi krisis ini.

Sebelumnya sebuah konflik kembali terjadi di Dahshur pada Rabu (01/08/2012) dan melukai sembilan orang, termasuk kepala keamanan kepolisian Giza, Mahmoud Farouk.

Konflik itu merupakan lanjutan dari 'pembalasan dendam' muslim yang 'kalah' walaupun telah mengerahkan hampir 4000 orang, sejak 27 Juli 2012 lalu. Kali ini dipicu oleh kematian seorang muslim Ikwanul Muslimin, Moaz Mohammed-Allah yang tewas setelah dirinya terbakar saat akan melempar molotov ke rumah warga Kristen.

Aparat keamanan yang berada diantara penyerangan ribuan muslim ke desa Kristen itu hanya berdiri dengan usaha seadanya mengurangi meluasnya bentrok. Beberapa rumah ditambah dua wilayah bisnis milik warga Kristen dibakar atas nama 'pembalasan dendam' kematian Moaz.

Menurut situs berbahasa Arab, Ahram, diberitakan pengagalan usaha pembakaran gedung Gereja Mar Girgis, di tengah desa Dahshur oleh aparat keamanan yang berjaga-jaga.

Aparat menggunakan gas air mata guna memisahkan kumpulan massa yang buas itu,  akibatnya tiga truk milik aparat dibakar oleh massa, tiga polisi dan tiga belas tentara terluka dalam mempertahankan gedung gereja itu. (Ahram/TimPPGI)