illustrasi |
Jemaat tersebut, Tutik (45), sempat ditanyai di mana dapat mengganti popok. Sementara itu, penelusuran dari beberapa saksi juga menyebutkan adanya surat yang diletakkan di tempat bayi perempuan tersebut berada. Isi surat meminta kepada pihak yang menemukannya untuk dapat merawatnya dengan baik.
Di dalam urat disebutkan, si bayi merupakan hasil hubungan dua orang mahasiswa yang berbeda keyakinan. Hanya saja, sang ''bapak'' ternyata tidak bertanggung jawab. Masih mendasarkan pada isi surat wasiat tersebut, nama bayi perempuan yang lahir pada 14 September 2012 yakni Ripka Yuana.
Mengenai masa depan Ripka, salah seorang pendeta di geraja tersebut sudah siap untuk merawatnya. Hingga berita ini diturunkan, bayi tersebut masih dirawat pengelola gerja.
Banyak pihak yang melihat kondisi bayi tersebut merasa sangat terharu, karena sosok yang baru beberapa hari dilahirkan tersebut sudah harus mengalami nasib seperti itu. "Banyak jemaat yang melihat kondisi bayi dan terharu," imbuh Andik. (SuaraMerdeka)