Tuesday 18 September 2012

Tuesday, September 18, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Katedral Gereja Katolik di Zinder, Niger Dirusak dan Dibakar Muslim Akibat Film 'Innocence of Muslims'.
NIAMEY (NIGER) - Beberapa pemimpin Kristen di Kota Zinder diungsikan ke tempat yang dilindungi setelah para muslim pengunjuk rasa yang marah dengan film kontroversial 'Innocence of Muslims' menghancurkan dan membakar gedung katedral milik Gereja Katolik di Niger.

Seperti diberitakan Agence France-Presse pada 16 September 2012,  ratusan pengunjuk rasa dari kelompok muslim menyerang gedung Katedral Zinder, yang terletak dipusat kota terbesar kedua di Nigeria, hal itu terjadi setelah mereka mengadakan sembahyang Jumat (14/09/2012).

"Setelah sembayang Jumat, ratusan pemrotes menghancurkan pintu gereja dan merusaknya, sebelum [mereka] membakar semua dokumen dan merusak patung Perawan Maria," ujar sebuah media lokal yang juga menyatakan para vandalis ini membakar bendera Amerika Serikat dan Inggris  sebelum menyerang katedral.

Seorang aparat keamanan bernama Zubaili Akim mengatakan, "Kami membawa para tokoh Kristen [ke tempat yang aman] demi keamanan mereka. Ketika situasi menjadi baik, kami akan membebaskan mereka."

Ia menambahkan, dua polisi terluka dalam kerusuhan yang terjadi antara aparat keamanan dan para pengunjuk rasa yang penuh amarah.

"Dua polisi terluka parah ketika mereka berusaha menghentikan para pengunjuk rasa yang akan menyerang Katedral. Polisi sejauh ini telah menahan dua belas orang yang dianggap menjadi pimpinan utama para pengunjuk rasa."

Sebelum peristiwa perusakkan dan pembakaran gedung katedral, Dewan Islam di Niger, badan tertinggi komunitas muslim di negara itu menyerukan agar muslim yang akan mengadakan unjuk rasa agar tidak menyerang dan merusak kedutaan besar negara-negara barat, fasilitas umum dan juga terhadap gereja-gereja di Nigeria.

Sedangkan setelah peristiwa ini, aparat kepolisian menanggapinya dengan menurunkan personel di gereja-gereja di negara itu guna mencegah adanya serangan berikutnya. (AFP/TimPPGI)