"Di Mimika sesungguhnya bukan lagi pada tataran teori. Kita sudah membuktikan bahwa meskipun kita berbeda-beda, tetapi kerukunan dan toleransi itu dijaga dengan baik. Kita sudah mewujudnyatakan itu di Mimika," kata Ustadz Amin di Timika, Jumat.
Menurut dia, kalau semua daerah di Indonesia menghendaki kedamaian tanpa pertentangan antar-umat beragama maka "haruslah belajar di Papua, terutama di Mimika".
"Di Mimika semua umat beragama menjalankan ibadahnya dalam suasana yang aman dan tenteram. Gereja dan masjid bertumbuh di mana-mana, tidak ada saling sikut antar-umat beragama. Begitu tingginya toleransi kehidupan umat beragama yang kita bangun di Mimika selama ini," tutur Ustadz Amin.
MUI dan seluruh ormas Islam di Kabupaten Mimika mendukung penuh komitmen Gubernur dan para Bupati se-Papua yang menyatakan menolak tegas segala paham radikal yang berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Ini langkah yang sangat bagus, tentu kita yang di bawah-bawah akan terus mengawal hal-hal seperti ini," kata Ustadz Amin.
Ia berharap umat Muslim di Mimika terus melaksanakan kewajiban puasanya yang tinggal beberapa hari sebelum merayakan Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Puasa mengajarkan kepada kita agar mencapai target yaitu menjadi hamba yang takut kepada Allah SWT dengan berbuat baik kepada sesama, tanpa melihat latar belakang kita masing-masing," ajak Ustadz Amin.
Sesuai rapat seluruh ormas Islam di Mimika baru-baru ini, pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1438 Hijriah pada Minggu (25/6) mendatang akan dipusatkan di Lapangan Timika Indah dan 57 masjid di seluruh Mimika termasuk di areal PT Freeport Indonesia.
Dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Fitri, direncanakan pada Sabtu (24/6) malam dilaksanakan pawai takbir keliling Kota Timika yang dimulai dari Lapangan Timika Indah. (antara)
