KUPANG - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Yasonna Hamonangan Laoly, SH, MSc, Ph.D, meresmikan gedung Gereja Sta. Maria dari Fatima dalam kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kupang, Jumat (6/4/2018) lalu.
Peresmian ditandai penandatanganan prasasati, disaksikan Kakanwil Hukum & HAM NTT, M Diah, SH, MH; Kepala Lapas Kelas IIA Kupang, Syarif Hidayat; Pembina Rohani, Romo Ande Kabelen, Pr; dan Meo Naek Teflopo Timor, Yoseph Ariyanto Ludoni.
Menteri Yasonna tiba di Lapas Kelas IIA Kupang pukul 16.30 wita. Didampingi sejumlah direktur, Yasonna mengecek alat pemindai sensor x-ray di ruang pemeriksaan pintu utama Lapas yang berguna untuk mendeteksi barang bawaan pengunjung mulai dari tas hingga makanan dan barang lainnya.
Masuk dalam kompleks Lapas, Menteri Yasona disambut Kepala Lapas Kelas IIA Kupang, Syarif Hidayat, dengan pengalungan selendang. Yasonna langsung bergegas menuju Gereja Katolik Sta. Maria dari Fatima Lapas Kupang untuk melakukan peresmian.
Dari balik jeruji besi, warga binaan menyapa menteri dengan sapaan 'selamat sore'. Bahkan ada warga binaan yang terlibat tindak pidana korupsi 'berteriak' minta remisi. Menteri Yasonna meresponsnya dengan sumringah sambil melambaikan tangan.
Di halaman gereja, Romo Ande Kabelen, Pr, bersama warga binaan beragama Katolik menyambut Menteri Yasonna. Sebelum masuk ke dalam gereja, Menteri Yasonna menandatangani prasasti peresmian, disambut tepuk tangan warga binaan.
Dipersilakan masuk ke dalam gereja, Menteri Yasonna disambut gegap gempita lantunan lagu, "Bermazmur Bagi Allah" yang divokalkan paduan suara warga binaan Katolik. Menteri Yasonna terpukau mendengarnya.
Sebelum selfie bersama anggota paduan suara, Menteri Yasonna dihadiahi cenderamata istimewa oleh Meo Naek Teflopo Timor, Yoseph Ariyanto Ludoni.
Cenderamata itu berupa plakat berlambang Pulau Timor dan lambang kebesaran Teflopo selaku penjaga utama Pulau Timor. Plakat itu bertuliskan, "Sonaf Tob Atolan Funtabaunok An Bi Pah Timor (Istana Masyarakat Adat dan Peradaban Pulau Timor)."
Menteri Yasonna menerima cenderamata unik itu dengan sumringah dan diperlihatkannya kepada undangan yang hadir. "Penyerahan cenderamata ini sebagai bentuk dukungan masyarakat adat dan peradaban Timor terhadap program Kementerian Hukum dan HAM," ujar Meo Naek Teflopo Timor, Yoseph Ariyanto Ludoni, didampingi Budayawan NTT, Prof. Dr. Felysianus Sanga, M.Pd, dan Na'i Jabi Uf, Martinus Amabi.
Seusai peresmian, Menteri Yasonna meninjau ruang pameran hasil kerajinan warga binaan yang terbuat dari barang-barang bekas. Di ruangan itu juga terdapat 3,8 ton jagung kering yang ditanam warga binaan di lahan milik Lapas yang sebelumnya dibiarkan kosong.
Selain jagung, warga binaan juga menanam aneka sayur-sayuran dan kacang hijau. "Semua warga binaan dilatih keterampilan, bahkan ada yang ikut kursus bahasa Inggris," Syarif Hidayat bangga.
Sebelum meninggalkan Lapas Kelas IIA Kupang, Menteri Yasonna menulis pesan dan kesan pada buku tamu di meja pintu utama. (PosKupang)