Monday, 17 September 2018

Monday, September 17, 2018
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca FPTDT Menyerahkan Bantuan Ringbouy Kepada Pemilik Kapal Kayu di Danau Toba.

 

 

PARAPAT ― FPTDT (Forum Peduli Tragedi Danau Toba) Menyerahkan bantuan ringbouy (pelampung keselamatan) kepada pemilik Kapal Kayu di Pelabuhan Parapat pada Sabtu (15/9/2018). Penyerahan dilakukan di atas kapal HMS berangkat dari Pelabuhan Parapat, Tiga Raja, Kabupaten Simalungun dengan mengelilingi pinggir Danau Toba di sekitar Parapat dan Ajibata.

 

Acara penyerahan dimulai pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB dan dibawakan oleh Vera Situmorang selaku MC di atas kapal dengan memperkenalkan diri sebagai perwakilan YPDT Simalungun. Sebelum acara dimulai, Parlindungan Marpaung membuka dengan doa dan dilanjutkan dengan menyanyikan Indonesia Raya dan mengheningkan cipta dipimpin Trisna Harianja.

 

Darman S. Siahaan (Ketua Umum NABAJA) mewakili FPTDT menyampaikan maksud dan tujuan penyerahan bantuan ini. Bantuan ini atas prakarsa FPTDT dengan mengadakan acara ‘TANGIANG TU TAO TOBA’ pada Sabtu (23/6/2018) lalu di halaman parkir kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta. Dari acara tersebut terkumpullah dana sebagai bentuk kontribusi masyarakat Batak di Jakarta dan sekitar (khususnya) dan masyarakat lain yang peduli keselamatan pelayaran di Kawasan Danau Toba.

 

Di atas kapal tersebut, ada beberapa sambutan yang disampaikan oleh Bapak Simangunsong (tokoh masyarakat yang dituakan), Rindu Situmorang sebagai ketua perkumpulan pemilik/nakhoda kapal, Jhohannes Marbun (Sekretaris Eksekutif YPDT), Alimin Ginting mewakili Pembina NABAJA yang juga sebagai Wakil Ketua Departemen Hubungan Internasional YPDT, dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun yang diwakili Hinsa Siringoringo (Kabid Angkutan Danau dan Udara).

 

Darman Siahaan menyampaikan bahwa dana bantuan yang berasal dari acara ‘TANGIANG TU TAO TOBA’ tersebut telah terkumpul sekitar Rp55 juta. Dari dana tersebut, FPTDT memberikan bantuan ringbouy ke kapal-kapal di Danau Toba. Belum semua kapal-kapal dapat bantuan serupa karena keterbatasan dana. Bantuan dari FPTDT memang tidaklah besar, tetapi FPTDT berharap semoga ada pihak-pihak lain juga memberi perhatian terhadap keselamatan pelayaran di Danau Toba.

 

Rindu Situmorang sebagai ketua perkumpulan Nakhoda kapal dan Simangunsong sebagai tokoh masyarakat di wilayah Parapat dan sekitarnya menyampaikan terimakasih kepada FPTDT dan masyarakat Batak terserak di Jakarta dan sekitarnya yang turut prihatin atas pelayaran di Danau Toba, sehingga memberikan bantuan ringbouy tersebut. “Ke depannya kita dapat bekerjasama saling membangun di Kawasan Danau Toba ini,” ujarnya.

 

Jhohannes Marbun (SE YPDT) yang mewakili Maruap Siahaan sebagai Ketua Umum YPDT, menyampaikan salam hangat Bapak Ketum YPDT dan seluruh Pengurus YPDT kepada masyarakat di Kawasan Danau Toba (KDT), khususnya di Simalungun.

 

“Sebagaimana yang disampaikan Darman Siahaan, bantuan kami memang belum mampu memenuhi kebutuhan fasilitas keselamatan di KDT. Namun demikian, YPDT sudah membentuk Tim Sadar Keselamatan untuk membantu pihak-pihak terkait seperti Dinas Perhubungan Sumatera Utara, pemerintah setempat, dan sebagainya bagaimana kita bersama memperbaiki pengelolaan keselamatan di KDT,” ujarnya lebih lanjut.

 

Hal kedua disampaikan Jhohannes Marbun terkait peran YPDT bagi masyarakat. YPDT adalah bagian integral dari masyarakat, termasuk masyarakat di KDT karena itu YPDT berusaha dan berupaya bagaimana menjawab persoalan-persoalan di masyarakat dengan melibatkan banyak pihak (para pemangku kepentingan), termasuk masalah keselamatan pelayaran di KDT.

 

“Kita patut bersyukur karena pemilik transportasi ini sudah sangat berjasa. Ketika negara belum hadir dalam konteks transportasi air (di Danau Toba), masyarakat pemilik transportasi sudah melakukan itu untuk mengatasi persoalan keterhubungan antar daerah di Kawasan Danau Toba. Ini suatu peristiwa luar biasa partisipasi dari masyarakat yang tidak bisa dilupakan. Namun demikian, ketika kita sudah mengambil pilihan transportasi, maka ada tanggungjawab publik yang harus kita penuhi. Artinya ada harapan kepada pemilik kapal untuk memenuhi standar-standar keselamatan agar kedepannya dapat dipenuhi. Dukungan dari masyarakat di Jakarta dan sekitarnya kiranya dapat menjadi dukungan moral bagi masyarakat di Kawasan Danau Toba.” Demikian dijelaskan Marbun.

 

Menyambung hal tersebut, Alimin Ginting sepakat bahwa keselamatan pelayanan di KDT adalah penting, terutama pariwisata di Danau Toba membutuhkan kepastian keselamatan tersebut. “Kita dapat mempersiapkan, mengelola, dan membangun fasilitas keselamatan dengan baik dan selebihnya urusan Tuhan,” kata Alimin Ginting.

 

Harapannya ke depan, Alimin Ginting mengatakan bahwa setiap orang yang akan datang ke KDT dapat merasa aman, nyaman, selamat atau jiwanya tidak terancam. Semoga harapan tersebut dapat diwujudkan lebih baik lagi.

 

Hinsa Siringoringo menyadari bahwa dampak dari musibah yang menimpa transportasi kapal di KDT menurunkan jumlah turis yang berkunjung ke Danau Toba. Hal tersebut terindikasi dari data manifes yang menurun. Siringoringo menitipkan pesan kepada masyarakat Batak yang tersebar di mana-mana tidak perlu takut datang berkunjung ke Danau Toba dan berlayar di danau. “Kami sedang membenahi di sana sini agar tercipta suasana aman di Danau Toba,” ungkapnya lebih lanjut.

 

Setelah semua sambutan disampaikan, Risma Crosby Sitanggang, yang sudah berpengalaman sebagai juru mudi Kapal Pesiar American Lines 10, memberi penjelasan fungsi dan penggunaan ringbouy tersebut.

 

Acara diakhiri dengan penyerahan ringbouy dari Tim Peduli Tragedi Danau Toba kepada Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun yang dilanjutkan penyerahan dari Kepala Dinas tersebut kepada perwakilan pemilik kapal/nakhoda secara simbolik.

 

Setelah turun dari kapal, semua menuju ke Kantor Dishub Kabupaten Simalungun untuk pembagian ringbouy. Ada 49 kapal menerima bantuan 3 ringbouy dan totalnya adalah 150 ringbouy.

 

FPTDT  merupakan wadah komunikasi kebersamaan dari berbagai Organisasi Masyarakat peduli Danau Toba, antara lain: Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI), Yayasan Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba (YP2KDT), Perkumpulan Komunitas Ekonomi Rakyat Danau Toba (PK-ERDT), Persatuan Artis Batak Indonesia (Parbi), Naposo Batak Jabodetabek (NABAJA), dan Garda Pemuda Gerakan Batak Bersatu (GPGBB).

 

 

 

Jakarta, 17 September 2018

 

 

Narahubung Jhohannes Marbun, S.S., M.A./ Sekretaris Eksekutif YPDT (0813 2842 3630)