Thursday 20 September 2018

Thursday, September 20, 2018
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Hukum Menanam-Menuai.

 

 

Oleh:  Pdt. Dr.Anna Vera Pangaribuan

 

Selamat sore untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.

 

 

Amsal 19:17, Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

 

Sebuah lirik yang mengingatkan kita kepada apa yang kita tanam itu pula yang kita tuai. Lirik lagu itu mengatakan demikian: Molo sinuan kacang, kacang do natubu. Molo sinuan gadong, gadong do natubu. Molo sinuan na denggan sai nadenggan do na ro. Molo sinuan na naroa sai naroa do na ro. Ini artinya bahwa dunia ini juga tau bahwa apa yang kita perbuat bahwa kemungkinan besar itu akan kita terima juga. Apalagi kepada kaum yang lemah dan miskin kita perbuat baik tentu yang baik pula kita akan terima. Sebab firman Allah mengatakan bahwa Allah akan membalas perbuatan yang kita perbuatan kepada kaum yang lemah dan miskin (Amsal 19:17). Untuk itu, mari kita merenungkan perbuatan kita kepada saudara-saudara kita yang lemah dan miskin saat ini. Apakah kita telah berbuat sesuatu yang boleh menolong mereka saat ini? Atau kita malah menambah persoalan yang sedang dia hadapi? Apakah kita pernah berpikir bahwa kita juga akan mengalami persoalan sehingga membuat kita lemah dan tak berdaya? Selagi kita diposisi boleh menolongnya marilah kita menolong mereka.

 

Amsal Salomo juga menegaskan bahwa perbuatan baik akan diperhatikan oleh Allah dan akan mendapat hasil yang sesuai. Perbuatan baik disini diartikan dengan perbuatan yang didorong oleh hati yang menggerakkan tubuhnya untuk berbelas kasih kepada mereka yang lemah dan miskin. Amsal 19 khusunya diayat 17 terang menyatakan:  Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Memiutangi Allah adalah suatu hal yang secara tidak langsung akan mencuri perhatian Allah untuk membalas setiap perbuatannya kepada orang yang lemah dan miskin. Belas kasihan juga perlu diperhatikan bahwa berbelas kasihan juga harus kepada orang yang tepat dengan cara yang tepat pula. Disini Amsal Salomo  bukan mengajak kita melihat hasil yang akan diberikan oleh Allah sehingga kita dengan bebas melakukan belas kasihan tanpa didasari oleh perbuatan yang digerakkan hati bukan pikiran. Perbuatan yang digerakkan oleh hati untuk melakukan belas kasihan kepada mereka yang lemah dan miskin, itulah yang diminta oleh Allah di dalam Amsal Salomo ini.

 

Saudaraku kekasih, perbuatan kita saat ini tentu digerakkan oleh dua sumber, yang pertama pikirkan dan yang kedua hati. Semua ini akan memberikan akibat yang kita perbuat kepada sesama kita. Tuhanlah yang melihat dan memberikan balasan dari setiap perbuatan yang juga lakukan. Kepada mereka yang lemah dan miskin, apakah kita bertindak melalui hati? Atau bertindak melalui pikiran? Semua itu tergantung bagaimana kita melatih diri kita peka akan mereka yang lemah dan miskin. Lemah disini diartikan kepada mereka yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat sesuatu dan kepada yang sedang berduka dan yang sedang sakit. Sedangkan miskin disini diartikan kepada mereka yang tidak mampu dalam materi untuk melanjutkan perkerjaan dan pelayanannya. Oleh karena itu, masihkah kita berpikir hanya untuk diri sendiri? Kepentingan dirinya sendiri? Kiranya kita dapat melakukan perbuatan yang didorong oleh hati agar kita juga menerima balasan yang baik pula dari Allah.  Amin

 

HAPPY DAY

 

Selamat beraktivitas untuk kita semua

Salam Marturia

Pdt. Dr.Anna Vera Pangaribuan