Saturday 22 September 2018

Saturday, September 22, 2018
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca TUHAN MENDENGAR RINTIHAN UMATNYA. TUHAN MENDENGAR RINTIHAN UMATNYA. .

 

Oleh: Pdt Martunas P. Manullang

 

Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.

 

 

 

Itulah yang nyata terungkap pada ayat renungan hari ini, dari Hakim-hakim 2:18b.: ” TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka”.

 

Zaman para hakim dikenal dengan ‘ masa tidak adanya raja’. Yosua telah menyelesaikan tugasnya untuk memimpin suku-suku bangsa menduduki dan membagi tanah Kanaan sesuai yang ditentukan, masing2 suku dengan wilayah sendiri utk diusahakan dan dipelihara.

 

Masa para hakim juga dikenal sebagai masa transisi atau masa peralihan dari bangsa pengembara menjadi bangsa yang menetap di wilayahnya.

 

Satu hal yang tidak diduga adalah bahwa bangsa Israel lupa nasihat Yosua utk tetap beribadah kepada Tuhan.

 

Mereka pun menjadi sama seperti suku-suku bangsa lainnya yang ada di sekitar mereka, yaitu menyembah berhala dan dewa-dewi buatan (ciptaan) manusia.

 

Keadaan berpaling dari Allah, membuat mereka selalu mengalami kekalahan dari musuh-musuhnya.

 

Ini pun sebenarnya menjadi peringatan dan hukuman bagi mereka, dari Tuhan, agar mereka kembali ke jalan yang benar, menyembah dan beribadah kepada Allah.

 

Untuk mengarahkan dan memimpin bangsa Israel kembali kepada Allah, maka dari kalangan mereka TUHAN memilih dan mengangkat seorang yang akan memimpin mereka.

 

Hakim-hakim 2:18 selengkapnya berbunyi sbb: ” Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.”

 

Hakim-hakim, adalah orang-orang tertentu yang dipanggil dan diperlengkapi serta diberdayakan Roh Tuhan untuk memimpin umat Tuhan kembali menjadi ” takut akan TUHAN”.

 

Tujuannya, supaya mereka tetap taat dan setia kepada Tuhan.

 

Akan tetapi, jika suatu saat umat tidak lagi menaati Tuhan, maka mereka akan ditegur bahkan dihukum oleh TUHAN.

 

Bila kita melihat situasi kita pada saat ini, sebagai orang yang mengenal TUHAN, adakah sesuatu yang sudah mulai hilang? Ataukah kita masih tetap dalam ketaayan dan kesetiaan kepada TUHAN?

 

Jika kita mau belajar dari sejarah, maka kini adalah saatnya bagi kita untuk memakai kesempatan sebaik-baiknya untuk beri badah atau berbakti kepada TUHAN. Benar-benar mengikuti, taat dan setia kepada-Nya.

 

Dalam keadaan seperti ini, jika memang kita harus menghadapi penindasan atau tekanan atau penderitaan oleh karena orang-orang (suku bangsa) yang tidak senang dengan kita, baiklah kita berseru dan memohon kepada TUHAN.

 

Kita pasti didengar. TUHAN pasti menolong. Dia akan menjawab doa-doa dan permohonan kita.

 

Maka dalam pengalaman hidup kita di masa kini pun, kita benar-benar dapat saksikan, alami dan rasakan pertolongan TUHAN yang tidak pernah berhenti.

 

Lalu, sama seperti Pemazmur, kita pun mengungkapkan kesaksian kita yang menjadi kekuatan bagi kita, karena telah merupakan pengalaman yang tak terbantahkan, dalam hubungan-persekutuan kita dengan Tuhan.

 

Inilah kesaksian itu:   “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.” (Mazmur 18:7).

 

Jadi, apa pun yang menjadi pengalaman hidup kita, kiranya hal itu semua tidak akan membuat kita jauh dari TUHAN, malah sebaliknya akan semakin sungguh mendekat dalam persekutuan dengan-Nya. Dalam ibadah, doa, pujian, penyembahan,  penyerahan diri, dan dalam praktek kehidupan, agar kita tetap setia kepada-Nya dan menjadi saksi bagi-Nya.

 

Menyaksikan apa?

 

Paling tidak satu hal: DIA adalah TUHAN YANG MENDENGAR JERITAN DAN RINTIHAN KITA, UMATNYA.

 

Mendengar keluhan dan penderitaan orang-orang yang taat dan setia mengikuti-Nya di sepanjang hidupnya.

 

Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

Pdt Martunas P. Manullang