Forum Bersama ICMI Se-Jakarta Membentuk Gerakan Pemilih Cerdas
Jakarta, 14 November 2024 –
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) daerah Jakarta, gelar Forum Bersama ICMI Se-Jakarta Membentuk Gerakan Pemilih Cerdas di Gedung Pertemuan Sasana Pakarti, Pancoran, Jakarta, Rabu (13/11). Pilkada tahun ini cukup menarik jika berkaca pada komposisi pemilih terbanyak pada Pemilu 2024 Februari lalu di Indonesia yakni Gen Z dan Millennial. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 66,8 juta pemilih dari Generasi Milenial. Selain itu, pemilih dari Gen Z juga mendominasi sebanyak 46,8 juta pemilih.
Melihat penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 yang semakin dekat, Gen Z kian mengekspresikan dan mengunggah antusiasmenya sebagai wujud kontribusi positif dalam menentukan pilihannya. Untuk itulah acara diskusi ini merasa perlu dilakukan dan diinisiasi oleh ICMI orda jakarta sebagai sebuah organisasi cendekiawan terutama menyoroti dinamika yang ada di Jakarta.
Resha Yogaswara selaku Ketua Gerakan Pemilih Cerdas serta Ketua ICMI Orda Jakarta Selatan menyampaikan, “Kami berusaha untuk meningkatkan literasi politik agar semua orang bisa menjadi pemilih yang rasional. Tahu yang dipilih itu seperti apa, bukan hanya karena pragmatis semata. Kami ingin literasi ini dikalahkan dengan cara yang tidak cendikiawan. Oleh karena itu dibangun gerakan pemilihan cerdas. Tujuannya untuk upaya peningkatan 5 K; Kualitas Pikir, Kualitas Kerja, Kualitas Karya, Kualitas Hidup, Kualitas Iman dan Taqwa,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Rahmat Dwi Putranto, Ketua dari ICMI Orda Jakarta Timur menambahkan, “acara hari ini sebagai bentuk kepedulian ICMI dalam mengawal bangsa. Kami ingin mencerdaskan pemilihan bangsa.”
Acara ini juga ternyata langsung dihadiri oleh Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung. Pramono mengatakan bahwa acara tersebut bukanlah acara deklarasi. Dimana ini merupakan undangan diskusi yang diadakan oleh ICMI Orda se-Jakarta.
“Saya yakin dalam hal para cendekia Jakarta ini, pasti juga melihat program-program yang ada pada saya,” ujar Pramono. Dalam diskusi tersebut, Pramono menjelaskan program-programnya jika nanti terpilih sebagai gubernur seperti menjadi budaya Betawi sebagai identitas Jakarta, memperbaiki sengkarut KJP. Pramono juga menyatakan akan memperbaiki sejumlah peninggalan gubernur sebelumnya seperti memperbaiki RTH Kalijodo dan membangun infrastruktur JIS.
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Fandy Wirawan, selaku Ketua ICMI Orda Jakarta Barat, turut mengkritisi kepada Pramono terkait ketimpangan sosial.
“Betul sekali banyak masalah yang belum terselesaikan mas Pram. Tapi menurut hemat saya, salah satu point penting adalah ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Saya yakin Hal ini bisa teratasi apabila kualitas pendidikan ini sama layak, dimana hal itu belum merata sampai saat ini, bahkan di Jakarta. Kedepan jika terpilih menurut mas Pram, langkah konkrit apa yang perlu dilakukan?,” ucap Fandy.
Kemudian Pramono pun menanggapi, “Kami akan menggratiskan pendidikan SD dan SMP sampai 15 tahun agar anak-anak kita bisa mendapatkan standard pendidikan layak. Kemudian tentang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang di mana adalah program bantuan pendidikan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ditujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi warga Jakarta, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu akan berubah secara drastis untuk lebih memberikan kemudahan bagi masyarakat. Adapun demikian tak sampai di situ, kami sediakan juga
pelatihan-pelatihan untuk pengembangan potensi bagi masyarakat yang tersedia di Balai Rakyat untuk kemudian dilatih oleh orang yang bersertifikat. Yang terakhir, tugas seorang Gubernur adalah memastikan ketersediaan lapangan pekerjaan, oleh karena itu Pasukan oranye ke depannya tak perlu ada lagi standar lulusan SLTA.,” ujar Pramono.
Semua janji tersebut pasti akan ditagih ketika paslon terpilih karena semuanya terekam di jejak digital, jagat yang begitu dekat dengan kehidupan Gen Z dan Milenial hingga para cendekiawan di Jakarta. Untuk itulah ruang-ruang diskusi seperti yang digagas oleh ICMI Orda Seluruh Jakarta perlu dilakukan.