JAKARTA - Sekum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom, menyatakan pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali soal persentase pertumbuhan masjid dan gereja sama sekali tidak relevan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pernyataan tersebut tidak bijaksana dikeluarkan oleh seorang pejabat negara, karena akan menyesatkan dan makin provokasi umat di tengah persoalan rumah ibadah saat ini.
“Apa masalahnya kalau pertumbuhan gereja lebih besar dari masjid. Sebagai pejabat negara jangan memprovokasi dan memanaskan suasana,” katanya kepada SP di Jakarta, Rabu (22/9).
Lanjutnya, sikap Menag yang mengklaim Perber Dua Menteri adil bagi semua umat beragama dan menyebutkan angka pertumbuhan rumah ibadah Kristen lebih banyak seolah menunjukkan kecurigaan sang menteri akan kristenisasi yang tidak pernah terbukti. Di dalam kondisi seperti ini, pernyataan pejabat negara seharusnya menyejukkan masyarakat dan mengkondisikan supaya kehidupan antarumat beragama rukun.
Menag harus menerangkan kepada publik bahwa meskipun pertumbuhan gereja banyak, tetapi itu dikarenakan banyaknya denominasi di dalam kristus.”Seharusnya Menag tahu betul bahwa denominasi Kristen seperti itu. Meski jumlah umatnya sedikit di satu daerah, tetapi rumah ibadah tetap ada dan harus dipahami siapa pun Menag,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) Theopilus Bela mengatakan, Suryadharma Ali hanya bertujuan untuk menutupi kondisi intoleransi yang terjadi di Indonesia.
Pernyataan ini hanya untuk menutupi kegagalan Kementerian Agama dalam menjaga toleransi antarumat beragama.
“Apa masalahnya kalau pertumbuhan gereja lebih besar dari masjid. Sebagai pejabat negara jangan memprovokasi dan memanaskan suasana,” katanya kepada SP di Jakarta, Rabu (22/9).
Lanjutnya, sikap Menag yang mengklaim Perber Dua Menteri adil bagi semua umat beragama dan menyebutkan angka pertumbuhan rumah ibadah Kristen lebih banyak seolah menunjukkan kecurigaan sang menteri akan kristenisasi yang tidak pernah terbukti. Di dalam kondisi seperti ini, pernyataan pejabat negara seharusnya menyejukkan masyarakat dan mengkondisikan supaya kehidupan antarumat beragama rukun.
Menag harus menerangkan kepada publik bahwa meskipun pertumbuhan gereja banyak, tetapi itu dikarenakan banyaknya denominasi di dalam kristus.”Seharusnya Menag tahu betul bahwa denominasi Kristen seperti itu. Meski jumlah umatnya sedikit di satu daerah, tetapi rumah ibadah tetap ada dan harus dipahami siapa pun Menag,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) Theopilus Bela mengatakan, Suryadharma Ali hanya bertujuan untuk menutupi kondisi intoleransi yang terjadi di Indonesia.
Pernyataan ini hanya untuk menutupi kegagalan Kementerian Agama dalam menjaga toleransi antarumat beragama.
Sumber: Harian SiB