Masyarakat Kristen di Indonesia mengecam rencana pembakaran Alquran yang dicetuskan sekelompok orang di Gainessville, Florida, Amerika Serikat.
Hal tersebut tersirat dalam sebuah surat yang dikirim Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt A. Andreas Yewangoe kepada Presiden AS Barack Obama yang meminta kepada Pemerintah AS untuk mencegah agar rencana dalam memperingati sembilan tahun tragedi serangan 11 September tersebut tidak terlaksana.
“Pembakaran Alquran akan membahayakan perdamaian dunia. Kami mengkhawatirkan hal ini akan menimbulkan kerusuhan di sini,” ucap Andreas seperti dikutip AFP, Selasa.
Andreas menambahkan pembakaran Alquran hanya akan membawa kembali situasi seperti pada Abad Pertengahan dan merupakan tindakan melawan peradaban.
Di hari yang sama, Ephorus (pimpinan) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Bonar Napitupulu, atas nama 4,1 juta anggota jemaatnya juga mengecam keras seruan Pastor Jones yang mengampanyekan tragedi 11 September sebagai hari internasional pembakaran Al Quran.
“Kami menilai seruan Pastor Jones adalah gangguan bagi segenap usaha untuk mengikis akar-akar fundamentalisme di dalam agama,” kata Pdt Bonar Napitupulu dalam siaran persnya, Selasa.
Seruan Pastor Jones ini sama sekali tidak mencerminkan ajaran Kristen yang sesungguhnya. Sebaliknya, seruan tersebut menunjukkan sikap pemimpin agama yang tidak pantas diteladani siapapun.
"Kami turut merasakan bahwa tragedi 11 September 2001 sungguh-sungguh sebagai peristiwa pilu yang melukai seluruh hati umat manusia. Kami tidak menerima dengan alasan apapun, jika ada agama menyerukan permusuhan terhadap sesama,” tegasnya.
Selain hal itu melukai usaha perdamaian dunia yang menjadi misi agama-agama, juga melukai semangat damai. Pihaknya memahami perasaan umat Muslim, apalagi seruan itu disebarluaskan pada saat tengah menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadhan dan akan menyambut hari kemenangan Idul Fitri.
“Kendati demikian, kami yakin bahwa saudara- saudara umat muslim di Indonesia dapat menyikapi seruan Pastor Jones tersebut secara arif dan bijaksana,” katanya. Seruan Pastor Jones itu sudah ditentang berbagai pihak di Amerika, terutama dari kalangan Gereja dan umat Kristen setempat.
Persaudaraan Lintas Agama dan Etnis (Prasasti) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, juga mengecam keras rencana pembakaran kitab suci Al-Quran oleh DWOC (The Dove World Outreach Center).
Prasasti berharap, rencana gila itu tak mempengaruhi kerukunan umat beragama di Indonesia. "Umat beragama di Indonesia harus rukun. Jangan sampai kondisi ini tercoreng oleh ulah oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Aan Anshori, Aktivis Lintas Agama, Selasa malam usai buka bersama di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan Buya Hamka, Selasa malam (7/9).
Rencana pembakaran Al-Quran itu, kata dia, secara tidak langsung ada upaya kembali merubah keadaan yang terang ini menjadi kelam. Mereka khawatir, kerukunan antar umat beragama yang selama ini sudah terjalin bisa terkoyak gara-gara pengaruh rencana gila itu. Karena itu, secara kelembagaan dia meminta DWOC mengurungkan niatnya.
Dalam forum itu, selain mengecam rencana aksi 11 September nanti, Prasasti juga memberikan pesan damai, yakni penyerahan kitab suci Al-Quran kepada seorang pendeta, dan sebaliknya, pendeta menyerahkan kitab Injil kepada seorang ulama. Hal itu disimbolkan sebagai pesan perdamaian antara umat tersebut
Kristian Mukanan, salah satu Pendeta menyatakan, DWOC hanya sekelompok kecil dari umat Kristiani saja. Dan rencana aksi pembakaran Al-Quran itu, tidak mewakili umat Kristen secara keseluruhan.
Dia juga mendesak agar DWOC mengurungkan niatnya karena bisa memperkeruh keadaan damai seperti saat ini. Mukanan juga mendesak pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak tinggal diam.
"Maka dari itu sudah selayaknya bagi Presiden tidak tinggal diam," ujar pendeta yang juga Ketua PGLII (Persatuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia) Jombang.
Sumber: http://www.christianpost.co.id/church/ecumenical/20100908/5281/kecam-pembakaran-ketua-pgi-kirim-surat-ke-obama/index.html