Sekitar seribu jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), menggelar ibadah HUT RI 65 dan doa keprihatinan untuk kemerdekaan mendirikan tempat ibadah.
Doa bersama dilaksanakan di Stadion Patriot Kota Bekasi, Jawa Barat, siang tadi. Acara dipimpin beberapa pendeta HKBP se-Jabodetabek, di antaranya Esron M. Tampubolon, Praeses HKBP Distrik XIX Jakarta II.
Dalam siaran persnya, Esron menyebutkan doa bersama digelar sebagai bentuk keprihatinan terhadap gangguan gereja HKBP Pondok Timur Indah, Filadelpia, Jatimulia, Cinere, dan gereja Sibuhuan. "Gangguan gereja seperti menciderai kebangsan," kata Esron, seusai memimpin ibadah.
Gangguan yang paling dirasa menyakitkan, kata Esron, adalah terhadap jemaat Pondok Timur Indah. Sejak tujuh pekan lalu, kebaktian mingguan yang dilakukan di lahan kosong seluas 220 meter persegi selalu diganggu.
Warga sekitar menolak pendirian gereja di lahan itu karena tidak memiliki izin, dan mayoritas warga muslim. Namun, masing-masing pihak bersikeras dengan keputusannya, sehingga konflik tidak pernah berakhir.
Sebagai penasihat HKBP, Esron telah mengirim surat kepada 169 gereja se-Jabodetabek agar jemaatnya hadir dalam doa bersama. HKBP merencanakan, 20 ribu jemaat akan hadir namun saat pelaksanaan sekitar 1000 jemaat.
Peserta doa berkumpul di tengah stadion, mereka duduk di atas rumpul menggunakan alas koran. Terik matahari membuat sebagian jemaat tidak nyaman dan memilih duduk di tribun stadion, adapun yang bertahan menggunakan payung. Para pendeta yang memimpin doa bersama, sebagian duduk di bawah tenda di samping kiri-kanan panggung tempat khutbah.
Sekretaris Jenderal HKBP se-Jabodetabek Pendeta Ramlan Hutapea, dalam khutbahnya menyalahkan Pemerintah Kota Bekasi. Menurutnya, pemerintah daerah meminta jemaat HKBP Pondok Timur Indah mengajukan izin lebih dulu tetapi persetujuan tidak pernah diberikan.
"Pemerintah hanya pura-pura, membuka izin tetapi tidak pernah memberikan izin," katanya.
Di akhir khutbahnya, Ramlan mengajak jemaat berteriak, "Beri kami kebebasan mendirikan tempat ibadah."
Sebelumnya, Asisten II Kota Bekasi Zaki Oetomo, mengatakan telah memberikan solusi terbaik kepada jemaat HKBP Pondok Timur Indah, supaya kebaktian di bekas gedung olahraga di Bekasi Timur, tetapi ditolak tanpa asalan jelas.
Padahal, kata Zaki, pemerintah daerah telah menyediakan gedung berikut bangku yang bisa digunakan saat kebaktian. "Keamanan di gedung itu juga dijamin," katanya.
Apabila jemaat HKBP Pondok Timur Indah tetap bersikeras, kata Zaki, maka keributan setiap kebaktian selalu terjadi.
Sumber: http://www.christianpost.co.id/church/denomination/20100830/5248/seribu-jemaat-hkbp-se-jabodetabek-gelar-doa-bersama/index.html