Tuesday, 19 October 2010

Tuesday, October 19, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 10 Jemaat GKI Tanah Papua Jadi Korban Banjir Bandang.
JAYAPURA (PAPUA) - Beberapa staf sinode GKI Tanah Papua (GKITP) mengunjungi Wasior dua hari pasca kejadian banjir bandang(4/10), guna meninjau kondisi terkini dari anggota jemaat GKITP yang berada di Kab Teluk Wondama. "Saat mendengar terjadinya banjir bandang di Wasior, sinode langsung merespondnya dengan mengadakan pertemuan di Kantoor sinode di Argapura pada tanggal 6, yang kemudian mengutus Bidang Diakonia, DPA, dan Ketua Sinode menuju Wasior" Ujar sekretaris Diakonia, Bapak Simon Wospakrik saat di temui di ruang kerjanya di Kantor Sinode GKITP.

"Setibanya disana, utusan sinode yang membawa beberapa barang bantuan yang diberi kepada korban banjir, mengadakan pertemuan dengan pimpinan klasis, pendeta dan vikaris yang melayani di sana", Kemudian pada hari Minggu (10/10) mereka mengadakan Ibadah bersama dengan beberapa anggota jemaat yang masih bertahan di kota Wasior.

Mengenai jemaat yang tertimpa bencana, bpk Simon menjelaskan "Dari sekitar 38 jemaat yang beradah di wilayah Klasis Wondama, ada sekitar 10 jemaat yang anggota jemaatnya menjadi korban banjir". Dan dari 10 Jemaat tersebut, ada sekitar 8 jemaat yang gedung gerejanya terkena dampak langsung dari banjir bandang.

Gereja-gereja tersebut antara lain: Jemaat Bethesda Wasior, Jemaat Syallom Wasior, Jemaat Syen Yesus Bye Raja Miei, Jemaat Immanuel Kubiari, Jemaat Bethesda Manggurai, Jemaat Pniel Rakwa Rado, Jemaat Ebenhaeser Sanderawoi dan Jemaat Elim Rasiei. Diantara delapan jemaat tersebut Jemaat Pniel Rado adalah jemaat yang mengalami kerugian dan kehilangan paling besar.

Gambaran kondisi dari beberapa gereja yang didapati oleh utusan sinode melalui laporan dari warga ataupun pantauan langsung antara lain:
Pada jemaat Gereja Bethania Wasior yakni tiang teras depan patah , dalam gedung gereja kemasukan lumpur dan potongan kayu, sedangkan gedung pastori rusak berat dihantam kayu gelondongan dari hulu sungai.

Pada gereja Syallom Wasior dan Elim Rasiei tidak mengalami kerusakan berarti namun lumpur, kayu dan sampah memenuhi halaman gereja hingga kedalam gedung gereja. Pastori dari kedua gereja juga mengalami hal yang sama.

Kemudian pada gedung klasis Wasior di Miei, kondisinya sangat buruk, tembok gedung dijebol kayu dan batu yang besar, arsip-arsip dipenuhi lumpur, kayu dan sampah.Sedang rumah pastori klasis rubuh namun para penghuninya selamat.

Sedang kondisi terburuk yang di alami di jemaat Pniel Rakwa Rado adalah gedung gereja rusak berat, dihantam batang kayu dan batu besar, serta digenangi lumpur, batang kayu dan batu tersebut menghantam bagian kiri gedung hingga gedung tersebut runtuh hingga yang yang berdiri hanyalah atap gedung gereja yang menutupi puing-puing gereja. Sama seperti di Rado , Kondisi pada gereja Ebenhaezer Sanderawoi pun mengalami hal yang sama.

Sedang untuk fasilitas pendidikan milik GKITP, ada 2 SD YPK Tanah Papua yang rusak parah bersama dengan rumah-rumah guru yang hanyut dibawa arus banjir bandang.

Sedangkan jumlah anggota jemaat yang menjadi korban, menurut data yang diberikan oleh Diakonia Sinode adalah: Pada Betania Wasior 21 meninggal, 22 luka dan patah tulang, 227 keluarga kehilangan tempat tinggal. Immanuel Kubiari, 1 Meninggal, 2 luka, 38 keluarga kehilangan tempat tinggal, Bethesda Manggurai 1 luka, 52 keluarga kehilangan tempat tinggal. sedang di Pniel Rakwa 31 meninggal.

Jumlah ini akan terus membengkak mengingat klasis Wondama belum mendata semua jemaat secara mendetail, sebab ada anggota jemaat yang telah pergi mengungsi keluar dari Wasior menuju Nabire, Manokwari dan sekitarnya.

Upaya Bantuan dan Tindak Lanjut.
Merespond bencana tersebut, aksi galang dana pun dijalankan oleh beberapa Klasis terdekat seperti Klasis Sorong, Klasis Paniai dan Kalsis Manokwari yang kemudian bantuan tersebut diantar langsung ke lokasi pengungsian. Sedangkan bantuan bantuan yang dikumpul dari sinode dan klasis lainya, akan di tampung di sinode dan kemudian diantar kepada para pengungsi.

Untuk Klasis Jayapura, Ketua Klasis, Pdt Willem Itaar saat ditemui (14/10) menyatakan bahwa BPK akan memberikan surat bantuan diakonia kepada seluruh jemaat yang berada di Klasis Jayapura, kemudian dana yang telah dikumpul oleh jemaat akan diambil oleh perwakilan PAM Klasis pada minggu ke 2 hingga minggu ke 3 dan kemudian akan dikirim pada akhir minggun ke 3.

Upaya penggalangan dana juga dilakukan oleh para mahasiswa STT GKI Izak Samuel Kijne, Jayapura. Setelah dua hari menggalang dana di pusat nadi kota Jayapura serta mengumpulkan pakaian layak pakai dari beberapa donatur, mereka pun berangkat dari jayapura dengan kapal Pelni (15/10) menuju Wasior.

Sedang dari pihak PGI, Menurut S.Wospakrik melalui YTBI (Yayasan Tanggul Bencana Indonesia) bersama beberapa lembaga Kristen yang ada di Jakarta telah menuju wasior pada akhir minggu pertama, setibanya di sana mereka membantu seluruh warga yang berada di Wasior dan daerah yang tertimpa bencana. (Klik untuk Info Detail)

Sedang tidak lanjut dari GKI tanah Papua khusus bidang diakonia "kami dan mitra akan sesuaikan kondisi yang ada dan berkoordinasi dengan semua klasis untuk tindak lanjut dan pertolongan yang diperlukan oleh korban bencana"
"gereja dan mitra juga akan adakan kunjunga pastoral kepada anggota jemaat serta kegiatan trauma healing bagi anak-anak"

"Kami berharap segenap warga Kristen yang ada di Indonesia dapat saling membantu saudara seiman mereka yang mengalami bencana dan khusus buat saudara-saudari kita yang berada di Wasior" Pesannya.