Friday, 29 October 2010

Friday, October 29, 2010
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Indonesia Tertimpa Bencana Beruntun, Anggota DPR Senayan ke Luar Negeri.
JAKARTA - Bencana di negeri ini datang beruntun. Wasior 4 Oktober. Mentawai 25 Oktober. Merapi 26 Oktober. Selain kerugian harta benda, tiga bencana  itu juga sudah membunuh banyak orang. Wasior 101 orang tewas. Merapi 29 orang. Hingga Jumat siang ini, lebih dari 400 orang tewas akibat petaka 15 menit di Mentawai.
Petaka datang susul menyusul, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kita di Senayan, juga akan susul menyusul terbang ke luar negeri.  Di tengah rentetan petaka yang mengharubiru negeri ini, kunjungan itu tampaknya juga penting.

Setidaknya ada lima rombongan DPR yang berangkat ke manca negara. Salah satunya dari Komisi II yang juga membidangi pemerintahan. Komisi II akan berangkat ke India dan China untuk studi banding tentang kependudukan.

"Rencananya, rombongan ke China dan India berangkat pada 1 (November 2010)," kata Ketua Komisi II Chairuman Harahap saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 29 Oktober 2010.

Komisi II yang ke China dan India terbagi dalam dua rombongan. Mereka akan mempelajari tentang sistem administrasi kependudukan di dua negara padat penduduk itu. Menurut jadwal di Sekretariat Jenderal DPR, keberangkatan ke India ini dilakukan pada 9 November 2010 ini. Sementara ke China pada 1 November.


Selain Komisi II, giliran Komisi V yang terbang ke Italia. Agenda utama mereka dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-Undang Rumah Susun di negeri asal pembalap MotoGP Valentino Rossi itu.

Anggota Komisi V yang terbang ke Italia yakni empat orang dari Fraksi Demokrat: Rustanto Wahid, Usmawarni Peter, Sutarip Tulis Widodo dan Zulkifli Anwar. Tiga orang dari Fraksi Golkar: Riswan Tony, Eko Sarjono Putro, dan Roem Kono. Dua dari Fraksi PDIP: Irfansyah dan Sadar Estuati. Dua orang dari Fraksi PAN: Yasti Soepredjo Mokoagow dan Ahmad Bakri. Serta masing-masing satu orang dari Chairul Anwar (FPKS), Epyardi Asda (F-PPP), Imam Nachrowi (F-KB), dan Gunadi Ibrahim (F-Gerindra). 


Rombongan selanjutnya yakni dari Badan Kehormatan (BK) DPR yang akan belajar tentang kode etik ke Yunani. Tugasnya, untuk menyempurnakan tata tertib dan kode etik anggota dewan.

Dari semua anggota BK, yang tidak turut berangkat ke Yunani yakni Ketua BK dari F-PDIP Gayus Lumbuun dan Tri Tamtomo. Sedangkan semua anggota BK dan wakilnya terbang ke Yunani.

Rombongan terakhir adalah Komisi XI, khususnya Panitia Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rombongan ini akan terbang ke empat negara, Inggris, Perancis, Jepang, dan Korea. Studi banding ini akan menghabiskan dana sekitar Rp1,7 miliar.
Biaya kunjungan itu, jauh melampau harga sebuah menara early warning system di wilayah bencana. Di pasar Tiku, Tanjung Mutiara, Agam, Sumatera Barat, berdiri tegak sebuah menara sirene, yang akan secara otomatis menjerit bila ada gempa di lautan yang menimbulkan tsunami.

Sejumlah wilayah di Sumbar memiliki menara seperti ini. Tapi karena  harganya mahal, sekitar Rp 1 miliar, warga di Mentawai tidak punya dan hanya mengandalkan lonceng Gereja jika tsunami datang. Saat petaka 25 Oktober lalu itu, suara lonceng Gereja itu tenggelam oleh deru hujan yang lebat.

Dan Mentawai masih diancam gempa besar. Andaikan ada dana di situ bisa dibangun menara early warning system, yang memberi isyarat kencang soal tsunami dan menyelamatkan nyawa warga.

Ketua Pansus OJK, Nusron Wahid, mengatakan, dana sebesar itu diperuntukkan bagi 30 anggota Pansus OJK. "Tim akan dibagi dua kelompok, yakni 15 orang ke Jerman dan 15 orang ke Korsel," kata Nusron di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Rabu 20 Oktober 2010 lalu.

Perjalanan dinas itu akan berlangsung sejak 30 Oktober hingga 6 November 2010. Masing-masing anggota Pansus diperkirakan menghabiskan dana antara Rp50-60 juta.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ketika bencana Mentawai dan Merapi terjadi mengikuti acara penting di Vietnam, harus rela meninggalkan pertemuan itu guna pulang ke tanah air. Dia langsung terbang ke Padang, menumpang helikopter ke Mentawai. Presiden menangis mendengar kisah seorang pria seorang pria yang kehilangan istrinya.

Sumber: Vivanews