Monday, 4 October 2010

Monday, October 04, 2010
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jusuf Kalla: Perkembangan Gereja Di Indonesia Terbesar Di Asia.
JAKARTA - Jika beberapa waktu lalu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi merilis data tentang perkembangan rumah ibadah di Indonesia, kini giliran mantan wakil presiden, Muhammad Jusuf Kalla (JK), berbicara soal perkembangan agama di Indonesia yang begitu pesat.
Menurut JK, Indonesia merupakan negara dengan perkembangan agamanya terbesar di kawasan Asia. Fenomena tersebut merupakan kebanggaan tersendiri dari negara ini, terkait dengan toleransi umat beragama yang tidak tampak di negara-negara lain, terang JK.
“Ada beberapa negara yang tidak memperbolehkan pembangunan rumah ibadah salah satu agama,” ujarnya.
Perkembangan agama tidak hanya muncul pada satu agama tertentu, dari data yang dibicarakan JK, semua agama mengalami perkembangan yang cukup pesat. Agama Islam misalnya, JK mengatakan, berdasarkan hasil survei majalah Time, dari seluruh negara Islam, persentase terbesar pelaksanaan sholat lima waktu di Indonesia sangat tinggi dan mencapai 80 persen.
“Berbeda dengan negara lain, seperti Mesir yang hanya mencapai 60 persen, dan Turki yang hanya mencapai 45 persen,” terangnya.
Selanjutnya, dalam konteks agama kristiani, JK mengatakan, perkembangan gereja di Indonesia juga merupakan yang terbesar di kawasan Asia, di mana persentasenya mencapai 50 persen.
“Di Jakarta saja terdapat sekitar 200 gereja yang sudah dibangun, dan bahkan gereja terbesar di Asia terdapat di Kemayoran,” ungkapnya.
Perkembangan yang sama, juga terjadi pada beberapa agama lain di Indonesia, seperti Hindu, Buddha dan Konghucu, meski tidak menyinggung berapa presentasenya.
Perkembangan agama yang sangat besar ini menurut JK bisa menjadi potensi yang sangat luar biasa bagi negara, namun juga bisa menjadi malapetaka jika tidak diatur secara baik dan benar.
Dalam hal ini, pemerintah memiliki fungsi yang sangat sentral dalam menjaga lalu lintas keragaman beragama di Indonesia dan tidak boleh sampai mencederai salah satu agama.
“Kita sudah memiliki sejarah yang menunjukkan bahwa seluruh agama di Indonesia dapat hidup secara berdampingan, sehingga jangan sampai dicederai kepentingan pihak-pihak tertentu,” ucapnya.

Sumber: Reformata