illustrasi |
MAUMERE (NTT) - Sebuah perahu motor yang membawa puluhan penumpang dari Palue ke Maumere, tenggelam di sekitar Tanjung Watu Manuk, utara Maumere, Jumat (22/10/2010). Sampai tadi malam, nasib sekitar 20 penumpang masih belum diketahui.
Lokasi tenggelamnya perahu motor "Tersanjung" (KM Tersanjung) milik warga Nitung-Palue itu, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Belum ada informasi detil yang diperoleh mengenai jumlah penumpang yang mengikuti pelayaran kapal naas itu. Namun sekitar 30 orang berhasil diselamatkan dan kini ditampung di asrama susteran di Kota Baru, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Selain itu, ada delapan orang lagi warga Palue yang ditolong perahu motor nelayan dan sudah dibawa ke Palue. Sisanya, diperkirakan 20 orang, masih belum diketahui nasibnya.
Camat Palue, Yeremias yang dihubungi Pos Kupang, tadi malam, mengatakan masih terus mengikuti perkembangan pencarian para penumpang perahu motor itu. Dia belum bisa memastikan berapa penumpang yang selamat dan berapa yang masih dalam pencarian.
"Benar, perahu motor milik warga Palue tenggelam. Yang saya tahu, delapan orang dari Palue diselamatkan satu perahu motor dari Waturia ke Palue lewat di tempat kejadian. Penumpang yang lain selamat sekitar 20-an orang, katanya ada di Ndondo," kata Yeremias.
Dia mengatakan, sesuai laporan yang diterimanya, perahu motor itu berangkat dari Palue Jumat siang, mengangkut sekitar sekitar 40 lebih hingga 50 orang penumpang. Sebagian penumpang warga Palue yang hendak ke Maumere dan sebagian warga Kloang Rotat, Kecamatan Kewapante. Mereka kembali dari Paule mengikuti tahbisan imam baru, Pater Eduardus Weni Rando, SVD, Selasa (19/10/2010) dan misa perdana di Paroki Uwa, Kamis (21/10/10).
Umat asal Kloang Rotat datang mengikuti upacara di Paroki Uwa, tempat asal Pater Eduardus, karena pastor itu menjalani masa diakonnya di Paroki Kloang Rotat.
Lokasi tenggelamnya perahu motor "Tersanjung" (KM Tersanjung) milik warga Nitung-Palue itu, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Belum ada informasi detil yang diperoleh mengenai jumlah penumpang yang mengikuti pelayaran kapal naas itu. Namun sekitar 30 orang berhasil diselamatkan dan kini ditampung di asrama susteran di Kota Baru, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Selain itu, ada delapan orang lagi warga Palue yang ditolong perahu motor nelayan dan sudah dibawa ke Palue. Sisanya, diperkirakan 20 orang, masih belum diketahui nasibnya.
Camat Palue, Yeremias yang dihubungi Pos Kupang, tadi malam, mengatakan masih terus mengikuti perkembangan pencarian para penumpang perahu motor itu. Dia belum bisa memastikan berapa penumpang yang selamat dan berapa yang masih dalam pencarian.
"Benar, perahu motor milik warga Palue tenggelam. Yang saya tahu, delapan orang dari Palue diselamatkan satu perahu motor dari Waturia ke Palue lewat di tempat kejadian. Penumpang yang lain selamat sekitar 20-an orang, katanya ada di Ndondo," kata Yeremias.
Dia mengatakan, sesuai laporan yang diterimanya, perahu motor itu berangkat dari Palue Jumat siang, mengangkut sekitar sekitar 40 lebih hingga 50 orang penumpang. Sebagian penumpang warga Palue yang hendak ke Maumere dan sebagian warga Kloang Rotat, Kecamatan Kewapante. Mereka kembali dari Paule mengikuti tahbisan imam baru, Pater Eduardus Weni Rando, SVD, Selasa (19/10/2010) dan misa perdana di Paroki Uwa, Kamis (21/10/10).
Umat asal Kloang Rotat datang mengikuti upacara di Paroki Uwa, tempat asal Pater Eduardus, karena pastor itu menjalani masa diakonnya di Paroki Kloang Rotat.
"Laporan yang yang terima, ketika pelayaran sampai di antara perbatasan Laut Flores dan Laut Palue, mendadak muncul angin kencang seperti puting beliung. Mereka tenggelam," katanya.
Dionisius N Dura, dari Kantor Vulkanologi di Ropa, yang dikonfirmasi, semalam, juga membenarkan musibah itu. Lokasi musibah di sekitar Tanjung Watu Manuk, perbatasan perairaan Kabupaten Ende dan Kabupaten Sikka. Namun Dion belum bisa memastikan kondisi para korban musibah tenggelamnya perahu motor itu.
Romo Jhon, yang berada di Kota Baru, mengabarkan, sekitar 20-an penumpang yang selamat menginap di biara Susteran di Ndondo. Namun, sebagian penumpang belum diketahui nasibnya.
Dua Pastor Selamat
Salah seorang keluarga pemilik Perahu Motor Tersanjung, Firman, mengaku sudah turun melakukan pencarian di sekitar Tanjung Sada Watu Manuk. Namun upaya pencarian tidak bisa dilanjutkan karena baling-baling perahu motor yang digunakan rusak dihantam arus kencang.
Puluhan penumpang selamat, di antaranya Ovi Sada, dosen Unipa Maumere, Linus Sada, Marlin Sada, Yoger,termasuk dua orang Pastor yang melayani di Keuskupan Maumere yakni Romo Sil Oba (Paroki Bola) dan Rm. Arnol Laja (Paroki Kloang Rotat).
Ny. Arni Pali, warga Kampung Palue, di Kelurahan Hewuli, mengakui keluarganya ikut dalam pelayaran. Mereka baru kembali dari mengikuti perayaan misa tahbisan dan misa perdana imam baru. Nama-nama keluarganya adalah Untung, Asri, Oscar dan Linus Semua belum diketahui nasibnya.
Dia mengatakan, perahu motor naas itu dinahkodai, Ora dan tiga awaknya, yakni Toka, Never dan Yanto.
Informasi lain menyebutkan penumpang lain yang juga ikut dalam pelayaran tersebut adalah Bulianto (cacat kaki), Emlainus Samson dan Mathias Mitang.
Mereka bertolak dari Palue sekitar pukul 11.00 Wita dan mengalami musibah sekitar pukul 14.00.
Pantuan Pos Kupang, tadi malam, di Pelabuhan Lorens Say-Maumere, puluhan sanak famili korban yang ikut dalam pelayaran tersebut, menunggu kepastian nasib keluarga mereka.
Tim medis dari Puskesmas Kota Baru telah berangkat ke Pantai Aemau di Desa Aewora, Kecamatan Maumere.
Puluhan penumpang selamat, di antaranya Ovi Sada, dosen Unipa Maumere, Linus Sada, Marlin Sada, Yoger,termasuk dua orang Pastor yang melayani di Keuskupan Maumere yakni Romo Sil Oba (Paroki Bola) dan Rm. Arnol Laja (Paroki Kloang Rotat).
Ny. Arni Pali, warga Kampung Palue, di Kelurahan Hewuli, mengakui keluarganya ikut dalam pelayaran. Mereka baru kembali dari mengikuti perayaan misa tahbisan dan misa perdana imam baru. Nama-nama keluarganya adalah Untung, Asri, Oscar dan Linus Semua belum diketahui nasibnya.
Dia mengatakan, perahu motor naas itu dinahkodai, Ora dan tiga awaknya, yakni Toka, Never dan Yanto.
Informasi lain menyebutkan penumpang lain yang juga ikut dalam pelayaran tersebut adalah Bulianto (cacat kaki), Emlainus Samson dan Mathias Mitang.
Mereka bertolak dari Palue sekitar pukul 11.00 Wita dan mengalami musibah sekitar pukul 14.00.
Pantuan Pos Kupang, tadi malam, di Pelabuhan Lorens Say-Maumere, puluhan sanak famili korban yang ikut dalam pelayaran tersebut, menunggu kepastian nasib keluarga mereka.
Tim medis dari Puskesmas Kota Baru telah berangkat ke Pantai Aemau di Desa Aewora, Kecamatan Maumere.
Anggota DPRD Ende, Yustinus Sani, semalam mengatakan dia mendengar musibah tenggelamnya perahu motor itu dari laporannya adiknya, Yasintus Sumi Soba di Maurole. Dikatakannya bahwa ada 18 penumpang selamat, termasuk seorang bayi. Mereka terdampar di antara Pantai Aemau dan Aewora di Kecamatan Maurole dan ditemukan penduduk setempat.
"Yang lain belum diketahui nasibnya. Mereka yang terdampar ini berjuang berenang dan dibawa arus sampai terdampar di pantai. Yang tenggelam mungkin banyak. Penumpang yang selamat sangat trauma.
Mereka menyatakan penumpang banyak," kata Yustinus.
Musibah ini, lanjutnya, telah disampaikan kepada Kapolsek Maurole dan Camat Maurole supaya membantu mencari informasi musibah tersebut. Dia juga mengaku sudah menghubungi rekan-rekannya anggota DPRD di Maumere guna melanjutkannya kepada pihak Angkatan Laut dan SAR di Maumere untuk membantu mencari penumpang yang lain.
Laporan yang diperolehnya menyebutkan perahu motor itu pecah setelah dihantam gelombang dan arus keras yang muncul mendadak. Nahkoda tak mampu mengendalikannya dan perahu motor yang sarat penumpang itu tenggelam.
"Yang lain belum diketahui nasibnya. Mereka yang terdampar ini berjuang berenang dan dibawa arus sampai terdampar di pantai. Yang tenggelam mungkin banyak. Penumpang yang selamat sangat trauma.
Mereka menyatakan penumpang banyak," kata Yustinus.
Musibah ini, lanjutnya, telah disampaikan kepada Kapolsek Maurole dan Camat Maurole supaya membantu mencari informasi musibah tersebut. Dia juga mengaku sudah menghubungi rekan-rekannya anggota DPRD di Maumere guna melanjutkannya kepada pihak Angkatan Laut dan SAR di Maumere untuk membantu mencari penumpang yang lain.
Laporan yang diperolehnya menyebutkan perahu motor itu pecah setelah dihantam gelombang dan arus keras yang muncul mendadak. Nahkoda tak mampu mengendalikannya dan perahu motor yang sarat penumpang itu tenggelam.
Sumber: Pos Kupang