Sunday 24 October 2010

Sunday, October 24, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kapal Motor Tersanjung Tenggelam di Laut Flores.
illustrasi
MAUMERE (NTT) - Sebuah perahu motor yang membawa puluhan penumpang dari Palue ke Maumere, tenggelam di sekitar  Tanjung Watu Manuk, utara Maumere, Jumat (22/10/2010). Sampai tadi malam, nasib sekitar 20 penumpang masih belum diketahui.

Lokasi tenggelamnya perahu motor "Tersanjung" (KM Tersanjung) milik warga Nitung-Palue itu, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Belum ada informasi detil yang diperoleh mengenai jumlah penumpang yang mengikuti pelayaran kapal naas itu. Namun sekitar 30 orang berhasil diselamatkan dan kini ditampung di asrama susteran di Kota Baru, sekitar 50-an km arah utara Maumere. Selain itu, ada delapan orang lagi warga Palue yang ditolong perahu motor nelayan dan sudah dibawa ke Palue. Sisanya, diperkirakan 20 orang, masih belum diketahui nasibnya.

Camat Palue, Yeremias yang dihubungi Pos Kupang, tadi malam, mengatakan masih terus mengikuti perkembangan pencarian para penumpang perahu  motor itu. Dia belum bisa memastikan berapa penumpang yang  selamat dan berapa yang masih dalam pencarian.

"Benar, perahu motor milik warga Palue tenggelam. Yang saya tahu, delapan orang dari Palue diselamatkan satu perahu motor dari Waturia ke Palue lewat di tempat kejadian. Penumpang yang lain selamat sekitar 20-an orang, katanya  ada di Ndondo," kata Yeremias.

Dia mengatakan, sesuai laporan yang diterimanya, perahu motor itu berangkat dari Palue Jumat siang, mengangkut sekitar sekitar 40 lebih hingga 50 orang penumpang. Sebagian penumpang warga Palue yang hendak ke Maumere dan sebagian warga Kloang Rotat, Kecamatan Kewapante. Mereka kembali dari Paule mengikuti tahbisan  imam baru, Pater Eduardus Weni Rando, SVD,  Selasa (19/10/2010) dan misa perdana di Paroki Uwa, Kamis (21/10/10).

Umat  asal Kloang Rotat datang  mengikuti upacara  di Paroki Uwa,  tempat  asal  Pater Eduardus, karena pastor itu menjalani masa diakonnya di Paroki Kloang Rotat.  

"Laporan yang  yang terima, ketika pelayaran sampai di antara perbatasan Laut Flores dan Laut Palue, mendadak muncul angin kencang seperti puting beliung. Mereka tenggelam," katanya.

Dionisius N Dura, dari Kantor Vulkanologi di Ropa, yang dikonfirmasi, semalam, juga  membenarkan musibah itu. Lokasi musibah  di sekitar Tanjung  Watu Manuk, perbatasan perairaan Kabupaten Ende dan Kabupaten Sikka. Namun Dion belum bisa memastikan kondisi para korban musibah tenggelamnya perahu motor itu.

Romo Jhon, yang berada di Kota Baru, mengabarkan, sekitar 20-an penumpang yang selamat  menginap di  biara Susteran di Ndondo. Namun, sebagian penumpang  belum diketahui nasibnya.


 Dua Pastor Selamat
Salah seorang keluarga pemilik Perahu Motor Tersanjung, Firman,  mengaku sudah turun melakukan pencarian  di sekitar Tanjung Sada Watu Manuk. Namun upaya pencarian tidak bisa dilanjutkan karena  baling-baling perahu motor yang digunakan rusak dihantam arus kencang.

Puluhan penumpang selamat, di antaranya Ovi  Sada, dosen Unipa Maumere,  Linus Sada, Marlin Sada, Yoger,termasuk dua orang Pastor yang melayani di  Keuskupan Maumere yakni Romo  Sil Oba (Paroki Bola) dan Rm. Arnol Laja (Paroki Kloang Rotat).

Ny. Arni Pali, warga Kampung Palue, di  Kelurahan  Hewuli, mengakui keluarganya ikut dalam pelayaran. Mereka baru kembali dari mengikuti perayaan misa tahbisan dan misa perdana  imam  baru.  Nama-nama keluarganya adalah Untung, Asri, Oscar dan Linus Semua belum diketahui nasibnya.

Dia mengatakan, perahu motor naas itu dinahkodai, Ora dan tiga  awaknya, yakni  Toka, Never dan Yanto.
Informasi lain menyebutkan penumpang lain yang juga ikut dalam pelayaran tersebut adalah Bulianto (cacat kaki), Emlainus Samson dan Mathias Mitang.

Mereka bertolak dari Palue sekitar pukul 11.00 Wita dan mengalami musibah sekitar pukul 14.00.

Pantuan Pos Kupang, tadi malam, di Pelabuhan Lorens Say-Maumere, puluhan sanak famili  korban yang ikut dalam pelayaran tersebut, menunggu kepastian nasib keluarga mereka.

Tim medis dari Puskesmas Kota Baru telah berangkat ke  Pantai Aemau di Desa  Aewora, Kecamatan Maumere. 

Anggota DPRD Ende, Yustinus Sani,  semalam mengatakan dia mendengar musibah tenggelamnya perahu motor  itu dari  laporannya adiknya, Yasintus Sumi Soba di Maurole. Dikatakannya bahwa ada 18 penumpang selamat, termasuk seorang bayi. Mereka terdampar  di antara  Pantai Aemau dan Aewora di Kecamatan Maurole dan ditemukan penduduk setempat.

"Yang lain belum diketahui nasibnya. Mereka  yang terdampar ini berjuang berenang dan dibawa arus sampai terdampar di pantai. Yang tenggelam mungkin banyak. Penumpang yang selamat sangat trauma.
Mereka menyatakan penumpang banyak," kata Yustinus.

Musibah ini, lanjutnya, telah disampaikan kepada Kapolsek Maurole dan Camat Maurole supaya membantu mencari informasi musibah tersebut. Dia juga mengaku sudah menghubungi rekan-rekannya anggota DPRD di Maumere guna melanjutkannya kepada pihak Angkatan Laut dan   SAR di Maumere untuk membantu mencari penumpang yang lain.

Laporan yang diperolehnya menyebutkan perahu motor itu pecah setelah dihantam gelombang dan arus keras yang muncul mendadak. Nahkoda  tak mampu mengendalikannya dan perahu motor yang sarat penumpang itu tenggelam.
Sumber: Pos Kupang