Tuesday 19 October 2010

Tuesday, October 19, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pesan Persidangan Sinode XIX GPIB 2010.
JAKARTA - Persidangan Sinode XIX GPIB tahun 2010 yang berlangsung di Jakarta Convention Centre, tanggal 11-16 Oktober 2010, yang dihadiri 1000 peserta dari 295 Jemaat yang tersebar di 24 propinsi Indonesia, setelah mengevaluasi perkembangan GPIB selama lima tahun sebelumnya dan mendengar sambutan-sambutan dari Menko Polhukham, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ketua Umum PGI, serta menerima masukan dari Penelaahan Alkitab maka Persidangan tersebut menetapkan keputusan-keputusan strategis untuk lima tahun ke depan dan menyampaikan pergumulan dan keprihatinan dalam bentuk pesan Persidangan Sinode sebagai berikut:Dalam terang tema “Tuhan Yesus Sumber Damai Sejahtera” (Yoh 14:27) dan sub-tema “Membangun Tatanan Kehidupan Masyarakat yang Rukun dan Adil” (Roma 15:5-7).

Persidangan Sinode mengajak seluruh warga GPIB untuk senantiasa hidup dalam damai sejahtera antarsesama warga GPIB dan dengan seluruh warga masyarakat di manapun berada di seluruh penjuru tanah air. Dalam kehidupan bersama warga GPIB dipanggil untuk membangun tatanan kehidupan masyarakat yang rukun dan adil. Dalam kehidupan bergereja, warga GPIB dipanggil untuk membangun kehidupan bergereja yang pasrah kepada Yesus Kristus Kepala Gereja.

Menyadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belakangan ini mengalami ancaman dan tekanan serta pengesampingan arti dan makna Pancasila yang mengakibatkan kecenderungan Disintegrasi bangsa, Sektarianisme dan Intoleran dalam kehidupan bermasyarakat yang mengarah kepada tindakan-tindakan kekerasan. 

Sebagai warga negara Indonesia, kita dipanggil untuk menempatkan Pancasila tidak sekedar sebagai Ideologi semata tetapi sebagai way of life dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diharapkan adanya perhatian serta ketegasan Pemerintah dan pihak yang berwenang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berkembang akhir-akhir ini sebagai akibat dari pengesampingan Pancasila tersebut.

Disamping pengesampingan terhadap arti dan makna Pancasila, belakangan ini berkembang juga kecenderungan pembiaran terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat dari pelanggaran-pelanggaran hukum.

Kami mengharapkan agar seluruh komponen penegak hukum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan menegakkan hukum dan keadilan (supremasi hukum), dan menempatkan setiap orang sama di depan hukum (equality before the law). Harus diakui bahwa masalah korupsi sampai sekarang ini masih belum teratasi secara tuntas. Akibat dari masalah korupsi ini maka terjadi jurang yang sangat lebar antara yang kaya dan yang miskin sehingga sebagian rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera maka kami mendesak Pemerintah untuk menangani masalah ini secara serius dan melakukan tindakan-tindakan yang tegas untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Pada saat Persidangan Sinode ini sedang berlangsung, sebagian masyarakat kita masih berjuang untuk mengatasi masalah-masalah yang diakibatkan oleh bencana-bencana alam. Seluruh peserta Persidangan ikut prihatin dan empati terhadap saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang sedang diterpa oleh bencana alam tersebut. 

Kita berdoa kiranya Tuhan menolong mereka yang sedang dalam penderitaan dan menggerakkan hati sesama anak bangsa untuk mengulurkan tangan meringankan penderitaan mereka. Sesungguhnya bencana yang terjadi adalah akibat dari ulah dan keserakahan manusia yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Karena itu kami menghimbau pada seluruh anak bangsa untuk menjaga keutuhan ciptaan. 

Pola pembangunan yang menerapkan ekonomi liberal di Indonesia dewasa ini, memang diakui telah memacu tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dari tahun ke tahun, terutama sejak reformasi sampai sekarang. Namun demikian model pembangunan ini telah mengakibatkan teralihkannya penguasaan kegiatan ekonomi kepada pihak asing, yang pada akhirnya hanya memberikan kontribusi yang sangat minimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan seakan-akan mengarah kepada Pembangunan di Indonesia dan bukan Pembangunan Indonesia. 

Kegiatan ekonomi yang berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan potensi masyarakat sangat perlu menjadi perhatian dan komitmen seluruh masyarakat bersama pemerintah sehingga kesenjangan yang mengakibatkan kemiskinan, diharapkan berangsur-angsur teratasi.

Sumber: PGI