BIAK (PAPUA) - Sebanyak 400 lebih para pelayan firman dari Gereja Kristen Injili (GKI) Ditanah Papua se-wilayah III, IV, V serta klasis GKI Mimika mengikuti ret-ret dan konven yang dipusatkan di jemaat GKI Eben-haezer Ridge, Biak. Para pelayan firman yang terdiri pendeta, guru jemaat, penginjil dan vikaris itu mulai berlangsung Selasa (14/9) hingga Sabtu (18/9).
Sekretaris Badan Pekerja (BP) Am Sinode GKI Ditanah Papua, Pdt.Hiskia Rollo,S.Th dalam sambutannya dan sekaligus membuka kegiatan tersebut meminta agar pelaksanaan ret-ret pembaharuan hidup yang dilaksanakan mendahului konven, adalah sebagai upaya dimana para pelayan firman dapat mengambil kesempatan menarik diri dari rutinitas, untuk merenung diri, berdoa, merefleksi diri dan memperkuat komitmen pelayanan. “ Dalam suasana menyendiri dan menyepi dari rutinitas, akan terjadi evaluasi diri, penguatan dan perjumpaan dengan kemuliaan Tuhan “, kata Hiskia Rollo dihadapan ratusan peserta dan undangan yang hadir dalam acara pembukaan yang berlangsung di gedung gereja GKI Eben-haezer Ridge, Biak , Selasa (14/9).
Dikatakannya juga bahwa adanya ret-ret telah sesuai dengan tema Sidang Sinode XV di Wamena pada 2006 lalu, yaitu Tuhan Dalam AnugerahMu Baharuilah Dunia. Hal itu menurutnya, ada keprihatinan para pelayan firman terhadap dunia dan problematikanya. Oleh sebab itu, kata sekretaris BP Am Sinode GKI ini, dalam terang anugerah Tuhan umat Kristen bertekad untuk melakukan misi pembaharuan bagi dunia ini. “ Tugas gereja untuk membaharui masyarakat dan dunia ini tidak mungkin dapat diwujudkan jika gereja tidak melakukan pembaharuan secara internal, terutama kedalam diri para pelayan firman,” ungkapnya.
Sedangkan kata Rollo, konven pelayan firman, merupakan pertemuan para pendeta, guru jemaat dan penginjil. Dalam konven ini, semua jabatan struktural dari para pelayan firman dilepaskan dan bertukar pikiran atau sharing dalam kapasitas sebagai pelayan firman.
“ Sebagai pelayan firman, kita akan bertukar pikiran berbagai pengalaman implementasi visi dan misi gereja di medan pelayanan,” katanya. Artinya, dalam konven ini, para pelayan firman perlu mengevaluasi diri secara jujur dan obyektif. Oleh karena itu, dalam konven ini, perlu dilakukan refleksi diri dan kritik diri dalam rangka melakukan koreksi dan pembaharuan untuk menjadi pemimpin yang melayani.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut, Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen, Ketua DPRD Nehemia Wospakrik yang juga selaku ketua panitia pelaksana, Ketua BP Sinode wilayah Jawa Barat Pdt.Kuntadi, Ketua Majelis Ulama Indonesia cabang Biak Ustad Moh Adnan, Dandim 1708 Biak Numfor, anggota BPAS wilayah III, BPK Biak Selatan dan seluruh jemaat-jemaat se-klasis Biak Selatan.
Sekretaris Badan Pekerja (BP) Am Sinode GKI Ditanah Papua, Pdt.Hiskia Rollo,S.Th dalam sambutannya dan sekaligus membuka kegiatan tersebut meminta agar pelaksanaan ret-ret pembaharuan hidup yang dilaksanakan mendahului konven, adalah sebagai upaya dimana para pelayan firman dapat mengambil kesempatan menarik diri dari rutinitas, untuk merenung diri, berdoa, merefleksi diri dan memperkuat komitmen pelayanan. “ Dalam suasana menyendiri dan menyepi dari rutinitas, akan terjadi evaluasi diri, penguatan dan perjumpaan dengan kemuliaan Tuhan “, kata Hiskia Rollo dihadapan ratusan peserta dan undangan yang hadir dalam acara pembukaan yang berlangsung di gedung gereja GKI Eben-haezer Ridge, Biak , Selasa (14/9).
Dikatakannya juga bahwa adanya ret-ret telah sesuai dengan tema Sidang Sinode XV di Wamena pada 2006 lalu, yaitu Tuhan Dalam AnugerahMu Baharuilah Dunia. Hal itu menurutnya, ada keprihatinan para pelayan firman terhadap dunia dan problematikanya. Oleh sebab itu, kata sekretaris BP Am Sinode GKI ini, dalam terang anugerah Tuhan umat Kristen bertekad untuk melakukan misi pembaharuan bagi dunia ini. “ Tugas gereja untuk membaharui masyarakat dan dunia ini tidak mungkin dapat diwujudkan jika gereja tidak melakukan pembaharuan secara internal, terutama kedalam diri para pelayan firman,” ungkapnya.
Sedangkan kata Rollo, konven pelayan firman, merupakan pertemuan para pendeta, guru jemaat dan penginjil. Dalam konven ini, semua jabatan struktural dari para pelayan firman dilepaskan dan bertukar pikiran atau sharing dalam kapasitas sebagai pelayan firman.
“ Sebagai pelayan firman, kita akan bertukar pikiran berbagai pengalaman implementasi visi dan misi gereja di medan pelayanan,” katanya. Artinya, dalam konven ini, para pelayan firman perlu mengevaluasi diri secara jujur dan obyektif. Oleh karena itu, dalam konven ini, perlu dilakukan refleksi diri dan kritik diri dalam rangka melakukan koreksi dan pembaharuan untuk menjadi pemimpin yang melayani.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut, Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen, Ketua DPRD Nehemia Wospakrik yang juga selaku ketua panitia pelaksana, Ketua BP Sinode wilayah Jawa Barat Pdt.Kuntadi, Ketua Majelis Ulama Indonesia cabang Biak Ustad Moh Adnan, Dandim 1708 Biak Numfor, anggota BPAS wilayah III, BPK Biak Selatan dan seluruh jemaat-jemaat se-klasis Biak Selatan.
Sumber: Bintang Papua