KETAPANG (KALBAR) - Peringatan Hari Pangan Sedunia Keuskupan Ketapang berlangsung di Paroki Santo Petrus Rasul Nanga Tayap. Jarak paroki ini kurang lebih 200 kilometer dari Kota Ketapang.
Dalam acara itu, ditampilkan tumpeng dari bahan pangan lokal sebanyak 75 buah, persembahan dari umat yang berasal dari pusat sampai pelosok paroki. Ini untuk merayakan kegembiraan, bahwa tahun 2010 ini Uskup Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja Pr memasuki usia 75 tahun.
Acara berlangsung 11 Oktober 2010, dan menjadi kenangan tersendiri bagi Mgr Puja, panggilan akrabnya. Karena pada peringatan ini, Mgr Pujo mendapat gelar kehormatan dari masyarakat Dayak setempat.
Sejak itu, Uskup Pujaraharja bergelar Gemale Keputot Cangkar Temage Pencinte Damai Semua Bangse. Artinya adalah seorang tokoh panutan yang mencintai kedamaian dan mencintai semua masyarakat.
Demong adat setempat menjelaskan, gelar Gemale Keputot ini adalah gelar tertinggi dalam masyarakat adat Dayak Kayong Ketapang. Hal yang tidak terlupakan dalam kegiatan tersebut, adalah bahwa dalam perjalanan dari Kota Ketapang menuju Kecamatan Nanga Tayap, uskup itu harus diangkat memakai traktor.
Wah, apa pasal? Saat itu hujan, jalan licin, dan di jalan menuju Nanga Tayap ada yang baru ditimbun. Mobilnya nyangkut, Mgr Puja harus turun dari mobil dan berjalan kaki. Malangnya, Uskup Puja terjebak dalam kubangan lumpur sampai ke pangkal paha.
"Saya tidak bisa bergerak. Maju tidak bisa, mundur tidak bisa. Terpaksa saya diangkat pakai traktor,” kenang Uskup Puja.
Ya, gara-gara jalan jalan becek, jadilah pemegang gelar tertinggi Gemale tersebut, harus diangkat traktor. Lepas dari kejadian tersebut, Uskup Pujo tetap senang melihat partisipasi umat.
"Saya senang, dalam kegiatan Hari Pangan ini, umat dari berbagai wilayah sangat antusias terlibat. Mereka datang dari berbagai pelosok, padahal, sekarang lagi musim hujan dan sulit transportasi”, ucapnya.
Dalam acara itu, ditampilkan tumpeng dari bahan pangan lokal sebanyak 75 buah, persembahan dari umat yang berasal dari pusat sampai pelosok paroki. Ini untuk merayakan kegembiraan, bahwa tahun 2010 ini Uskup Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja Pr memasuki usia 75 tahun.
Acara berlangsung 11 Oktober 2010, dan menjadi kenangan tersendiri bagi Mgr Puja, panggilan akrabnya. Karena pada peringatan ini, Mgr Pujo mendapat gelar kehormatan dari masyarakat Dayak setempat.
Sejak itu, Uskup Pujaraharja bergelar Gemale Keputot Cangkar Temage Pencinte Damai Semua Bangse. Artinya adalah seorang tokoh panutan yang mencintai kedamaian dan mencintai semua masyarakat.
Demong adat setempat menjelaskan, gelar Gemale Keputot ini adalah gelar tertinggi dalam masyarakat adat Dayak Kayong Ketapang. Hal yang tidak terlupakan dalam kegiatan tersebut, adalah bahwa dalam perjalanan dari Kota Ketapang menuju Kecamatan Nanga Tayap, uskup itu harus diangkat memakai traktor.
Wah, apa pasal? Saat itu hujan, jalan licin, dan di jalan menuju Nanga Tayap ada yang baru ditimbun. Mobilnya nyangkut, Mgr Puja harus turun dari mobil dan berjalan kaki. Malangnya, Uskup Puja terjebak dalam kubangan lumpur sampai ke pangkal paha.
"Saya tidak bisa bergerak. Maju tidak bisa, mundur tidak bisa. Terpaksa saya diangkat pakai traktor,” kenang Uskup Puja.
Ya, gara-gara jalan jalan becek, jadilah pemegang gelar tertinggi Gemale tersebut, harus diangkat traktor. Lepas dari kejadian tersebut, Uskup Pujo tetap senang melihat partisipasi umat.
"Saya senang, dalam kegiatan Hari Pangan ini, umat dari berbagai wilayah sangat antusias terlibat. Mereka datang dari berbagai pelosok, padahal, sekarang lagi musim hujan dan sulit transportasi”, ucapnya.
Sumber: Kompas