SIPIROK (SUMUT) - Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Desa Sipogu, Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), butuh perhatian dari perantau. Sebab, kondisi gereja yang terbuat dari kayu tersebut mulai lapuk dimakan usia.
Kepala Desa Sipogu, Saut P Batubara (28), kepada METRO, Minggu (28/11), mengatakan, kondisi tempat ibadah umat kristen di desanya tersebut sudah layak mendapat perhatian baik dari pemerintah ataupun perantau yang berasal dari Desa Sipogu serta pemerhati Gereja untuk mendapat perbaikan. “Papannya mulai lapuk. Gereja ini masih berupa bangunan lama, sedangkan yang lainnya saya lihat sudah dipugar. Kita berharap secepatnya ada perhatian dalam upaya perbaikan tempat ibadah ini,” kata Saut.
Diutarakan Saut, di desa yang dipimpinnya yang memiliki 160 Kepala Keluarga (KK) terdapat 3 tempat ibadah, yakni 1 masjid, dan dua gereja. “Umat Kristen di desa ini memang sekitar 40 KK, tetapi ada dua gereja yakni Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) dan HKBP. Dan GKPA kondisinya sudah bagus,” pungkasnya.
Beberapa warga Boru Regar (70) dan Boru Huta Barat (70), kepada METRO, mengatakan, sejak mereka berada di Desa Sipogu gereja tersebut sudah ada. “Sejak saya di sini gereja itu sudah ada, bahkan ketika saya bersekolah di sini (Sekolah Rakyat) sudah ada gereja itu,” kata kedua orang tua tersebut.
Sumber: MetroSiantar