MAGELANG (JATENG) Komisi-Komisi Kesaksian dan Pelayanan dari lima gereja, yaitu GKI Martadinata, GKI Pamulang, GKI Pondok Indah, GKI Sarua Indah dan GKI Serpong, bekerjasama dengan Yayasan Lentera, pada hari Sabtu (16/11) lalu melakukan bakti sosial pelayanan kesehatan massal di Desa Kenalan, Kec. Pakis, Kab. Magelang, yang terletak di sisi utara Gn. Merbabu. Pelayanan kesehatan massal di Kenalan ini difasilitasi oleh Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kenalan, kepala desa setempat Bpk. Subiono, Muspika setempat dan Puskesmas Kec. Pakis.
Dalam kegiatan ini dilayani sekitar 300 pasien, yang sebagian besar mengalami gangguan ispa (infeksi saluran pernapasan), tekanan darah tinggi dan juga gatal-gatal. Selama pelayanan tersebut sempat dilayani pula tiga orang yang tidak dapat meninggalkan rumah mereka, yaitu Bpk. Sudjak, Ibu Sudarmi dan Ibu Teguh. Ketiganya sudah hampir satu tahun terbaring di tempat tidur karena serangan stroke.
Rombongan tim pelayanan yang dipimpin oleh Bpk. Santo Pudjiono dari GKI Sarua Indah dan dr. Max dari Yayasan Lentera, terdiri atas 30 orang (empat orang dokter, yaitu dr. Max, dr. Deetje, dr. Pinkan dan dr. Andrie, paramedis, asisten apoteker dan relawan) berangkat dari GKI Pondok Indah pada hari Kamis malam 14 Oktober, dan tiba di Desa Kenalan pada hari Jumat siang 15 Oktober, yang disusul dengan berbagai persiapan dan pengaturan tempat pelayanan yang berlangsung di rumah Kepala Desa Bpk. Subiono.
Rombongan menggunakan sebuah bus dan sebuah kendaraan pribadi (dari GKI Serpong). GKI Pondok Indah mengirim tiga orang relawan, yaitu Bpk. Soekamto dan Ibu Mamiek Soekamto serta Ibu Ietje Moenadi.
Pelayanan kesehatan itu berlangsung dari pukul 08.00 sampai 16.30 dan malamnya dilanjutkan dengan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di GKJ Kenalan yang diikuti oleh hampir semua anggota rombongan dan warga jemaat setempat.
Pada pagi hari Minggu 17 Oktober, seluruh anggota rombongan mengikuti kebaktian di GKJ Kenalan dan mengikuti sakramen Perjamuan Kudus dalam rangka Perjamuan Kudus Sedunia.
Seusai kebaktian, rombongan segera berpamitan untuk kembali ke Jakarta via Yogyakarta, namun sebelum meninggalkan tempat tersebut, Bpk. Santo selaku ketua rombongan menyerahkan bantuan tanda kasih bagi Majelis Jemaat GKJ Kenalan. Rombongan tiba kembali di Jakarta dengan penuh kenangan pada hari Senin siang 18 Oktober.
Live-in
Pada saat kedatangan, kami disambut dengan hujan yang sangat deras dan udara dingin menyengat dengan suhu sekitar 16 derajat C. Beberapa anggota rombongan lupa membawa baju hangat atau jaket, sehingga mengakibatkan penderitaan tersendiri bagi mereka.
Karena udara dingin itu, beberapa anggota rombongan terpaksa mengikuti pola hidup penduduk setempat, yaitu tidak mandi pada pagi hari (karena begitu bangun tidur, penduduk setempat biasanya segera pergi merumput atau ke ladang. Mereka baru mandi sesudah menyelesaikan pekerjaan mereka).
Selama melakukan pelayanan di Desa Kenalan, para petugas menginap di rumah-rumah penduduk (live-in), yang menyambut kedatangan rombongan dengan penuh kehangatan dan keramahan. Para petugas dapat merasakan kehidupan di desa tersebut selama dua hari dan ikut mengambil bagian dalam berbagai aktivitas penduduk.
Sebagian besar penduduk Desa Kenalan (sekitar 70 persen) beragama Kristen, termasuk kepala desanya, selebihnya adalah umat Muslim. Meskipun demikian, mereka hidup rukun, bahkan gereja dan mesjid pun letaknya sangat berdekatan (sekitar 25 meter saja) dan mereka juga saling membantu dalam berbagai kegiatan.
Penduduk Desa Kenalan sebagian besar bekerja sebagai petani sayur-mayur, seperti brokoli, bunga kol, kol (kubis), daun slada, daun adas, sawi, cabe dan kentang. Mereka bekerja sepanjang tahun, karena tanaman yang harus mereka tanam harus berganti setiap dua atau tiga bulan, sesuai dengan musimnya. Pada waktu kedatangan rombongan, mereka sedang panen brokoli dan bunga kol. Anggota rombongan juga diberi bingkisan oleh-oleh hasil bumi oleh para warga yang diinapi selama dua hari itu.
Sumber: GKI Pondok Indah