Tuesday, 2 November 2010

Tuesday, November 02, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Raker III Tahun 2010 Sinode Gereja Misi Kristus di Papua (GMK).
JAYAPURA (PAPUA) - Raker III Tahun 2010 Sinode Gereja Misi Kristus (GMK) yang diadakan di gedung gereja GMK Jemaat Hebron Waena, Kota jayapura selama tiga hari (29-31/10) terlaksana dengan sukses.

Pelaksanaan raker ini merupakan forum resmi yang diselenggarakan oleh Badan Pekerja lengkap Sinode Gereja Misi Kristus di Papua (GMK) yang merupakan amanat dari Musyawarah Bersama (MUBES) Sinode GMK tahun 2008 dengan tujuan mengevaluasi tata kerja dan tata laksana serta program kerja dari sinode dan klasis selama satu tahun dari tahun 2009-2010

Raker tersebut diawali dengan registrasi peserta yang berjumlah 30 orang peserta yakni dari perwakilan tiga Klasis yakni 10 orang dari Klasis Jayapura (Klasis Pantai), 5 orang dari Klasis Yapen Waropen / Mamberamo, 5 orang dari Klasis Papua Barat serta 10 orang dari Badan Pengurus Lengkap (BPL) Sinode GMK  pada hari Jumat (29/10) dan kemudian dilanjutkan pada keesokan harinya  (30/10) dengan Acara Pembukaan Raker III Sinode dengan ayat  tema yakni Yohanes 9:4 “Bekerjalah selagi masih siang”.

Ibadah pembukaan Raker III dihadiri oleh 30 peserta beserta tamu undangan, ibadah di pimpin oleh Ev Yuna Mohi dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI), pada khotbahnya ditekankan agar tiap pemimpin dan hamba Tuhan yang melayani di GMK agar selalu bekerja pada Tuhan tanpa memandang lelah dan lebih giat lagi, sebab kedatangan Tuhan sudah dekat masanya, sehingga tidak ada masanya lagi untuk menyepelekan pelayanan Tuhan apalagi disia-siakan .  

Seusai ibadah pembukaan pada dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia, Ev Onnese Ruwayari kemudian sambutan-sambutan yang antara lain dari Ketua Sinode GMK, Pdt Dortheis Wopari BA. S.Th. , Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Papua di wakili oleh Sekretaris PGGP, Pdt Ruben Wiahauw, Perwakilan Bimas Kristen Provinsi Papua dan Perwakilan Kepala Biro Bina Mental Spiritual SETDA Provinsi Papua.

Secara khusus Pdt Ruben menyatakan agar GMK yang notabene adalah gereja Pantekosta yang lahir di tanah Papua serta merupakan organisasi gereja Pantekosta pertama yang didirikan dan dikelola oleh orang asli Papua agar dapat menghasilkan buah-buah roh serta menjadi terang bagi sesama kita apalagi diantara saudara seiman kita yang masih terperangkap dalam dosa. “Sebagai orang Kristen kita harus rendah hati, selalu bagikan hal-hal yang baik bagi sesama dan belajarlah pada Kristus sebab Kristus adalah contoh dari kelemah-lembutan dan kebaikan”.

Ia juga menyatakan kebanggaannya kepada GMK sebab gereja ini mengambil aliran Pentakosta diantara banyak nya aliran Kristen yang menurutnya jarang dipilih oleh orang Papua.

Raker III ini resmi dibuka oleh Kepala Biro Mental Spiritual Sekda Provinsi Papua yang ditandai oleh penabuhan tifa serta pemakaian name-tag dan penyerahan map pada pukul 12.12.

Dr Kolombus Wopari  yang memimpin Raker III Sinode GMK, menjalankan tugasnya memimpin Pleno I dan Pleno II dengan mulus tanpa kendala berarti sebab semua peserta memiliki visi dan misi yang sama dalam peningkatan pelayanan GMK.

Pada Pleno II diadakan ceramah oleh Pdt Hans Imbiri S.Th.MA yang merupakan Gembala dari Gereja Baptis Anugerah Santa Rosa yang memaparkan kiat penyusunan program kerja, penerapan dan strategi pencapaiannya dengan melihat kondisi nyata yang dialami oleh masing-masing jemaat GMK yang merupakan masyarakat yang berada di pedalaman. 

Beberapa Hamba Tuhan dan peserta Raker  yang ditemui disela-sela kegiatan  menyatakan bahwa fokus pelayanan GMK pada masyarakat dipedalaman pada umumnya masih mengalami banyak kendala antara lain, minimnya sarana pendidikan pada anak-anak dari jemaat, mahalnya sarana transportasi ke pelosok dusun atau perkampungan dari jemaat GMK, susahnya sarana kesehatan dan obat-obatan, bahan pangan yang tidak mencukupi untuk jemaat dan tertundanya pembangunan gedung-gedung gereja dan klasis pada jemaat-jemaat di pelosok. Hal tersebut juga dibenarkan Ketua Sinode GMK saat di temui Tim PPGI usai Pleno II, ia menyatakan “GMK dengan bantuan swadaya bersama pemerintah sebagai mitra memiliki tanggung jawab besar membantu orang-orang di Papua agar terlepas dari belenggu-belenggu kebodohan dan kemiskinan”


Adapun kendala-kendala khusus yang dilaporkan oleh perwakilan Klasis GMK yakni; pada Klasis yapen Waropen / Mamberamo, yang di pimpin oleh Pdt Marthen Imbiri,S.Th. melaporkan bahwa klasis bersama masyarakat dan pemerintah telah menyelesaikan perbaikan jembatan sepanjang 796 m di kampung Foida, Mamberamo, namun hal itu belum mencapai target yang dicapai. Juga pembuatan tiga lapangan terbang di Dirov, Kwaisa dan Foida yang belum rampung dan mengalami banayk kerusakan sebab kurangnya dana. Pembangunan sekolah-sekolah peradaban yang didirikan dengan kayu dengan hasil usaha swadaya masyarakat serta menggunakan tenaga pengajar dari gereja sehingga memaksa para hamba Tuhan yang melayani harus  .

Sedangkan kendala di Klasis Jayapura yang dipimpin oleh Pdt Meri Ruwayari,  jemaat masih terhalang dengan beberapa kendala internal gereja sehingga penanganan lebih lanjut akan dilakukan.

Berbeda dengan dua klasis sebelumnya, Klasis Papua Barat dipimpin oleh Pdt.Welly Rouw yang bertempat di Manokwari merupakan klasis baru sehingga pergumulan utama mereka adalah upaya untuk mencari tempat permanen gedung Klasis.

Pada Rapat kerja kali ini dibagi menjadi empat komisi yakni Komisi Sinode, Komisi Klasis Jayapura, Komisi Klasis Yapen Waropen / Mamberamo dan Komisi Klasis Papua Barat.  

Dalam tiap-tiap komisi tersebut garis besar sasaran program yang akan dicapai dalam jangka pendek antara lain; usaha pembangunan tiga kantor Klasis, peningkatan kapasitas keimanan pada masing-masing jemaat dan pelaksanaan natal bersama yang dilaksanakan di klasis dan jemaat. 
Sekretaris Sinode (Kiri) dan Ketua Sinode (Kanan)

Pada pukul 18.00 rapat komisi berakhir dan dilanjutkan dengan pemaparan hasil perumusan dari tiap komisi. Ternyata ketiga komisi klasis mempunyai rekomendasi yang hampir sama dengan garis besar pencapaian program satu tahun pelayanan sehingga forum rapat tersebut dengan serta merta menyetujui dengan suara bulat. 
Usai menerima hasil keputusan Raker Pdt Dortheis Wopari menyatakan “Hasil dari Keputusan Raker ini akan dilaksanakan sesuai dengan aturan gereja, serta pelaksanaannya akan di awasi oleh tiap anggota jemaat, sehingga GMK akan menyelamatkan banyak jiwa-jiwa yang ada di pedalaman”

Sejarah Gereja Misi Kristus (GMK)Gereja Misi Kristus (GMK) sesuai namanya, lahir di bumi Papua dalam rangka mengemban Misi Yesus Kristus, Sang Pemilik CiptaanNya dan Kepala Gereja yang berdaulat. GMK lahir melalui suatu pergumulan dan perjalanan yang panjang dari hasil Penginjilan Yayasan Persekutuan Penginjilan Masirey (YPPM),di suku-suku terpencil pedalaman Papua.

Hasil pelayanan YPPM  telah berkembang dan melahirkan  satu Gereja yang bernama Gereja Misi Kristus (GMK). Nama ini diberikan oleh Pdt.Wonmali ( Kepala Bidang BIMAS Kristen Protestan ). Gereja ini tujuannya untuk membina  dan mengembalakan  umat yang di daerah terpencil dan terisolir yang sulit di jangkau. Pada tanggal 22 Agustus 1996 Gereja Misi Kristus diresmikan oleh Wakil Gubernur Basir Bachtiar bersama Kakanwil Departemen Agama                 (Ds.Soengkono) dan di saksikan oleh Kepala Dinas P dan P ( Drs.Tegai).

Adapun suku-suku yang mengenal Kristus dari hasil pelayanan YPPM ialah suku Kiri-Kiri, Dou, Doa, Sefoidi, Iyariki, Faiyo,Tearu dan Tigre yang kesemuanya itu bermukim di pedalaman hulu sungai Roufaer- Mamberamo. Sehingga kini mereka telah menjadi jemaat-jemaat binaan GMK yang terus menerus semakin bertambah banyak jiwa yang diselamatkan oleh terang Injil.

Sumber: KabarGereja