SOLO (JATENG) - Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Nana Sudjana menegaskan bahwa kejadian di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Jalan Kedempel No. 14, Danusuman, Serengan, Solo, bukan penembakan. Menurut polisi, bekas lubang kaca nako yang pecah bisa juga karena diketapel, namun pihaknya akan tetap menyelidiki hal tersebut.
"Kita yakin yang ditemukan di ruang ibadah gereja untuk barang bukti bukan peluru senjata api, tetapi hanya potongan besi cor. Kami akan menyelidiki pelakunya," ujar Nana saat melakukan pengecekan di GKMI Solo, Rabu (8/12).
Polisi juga akan membawa serpihan besi itu ke laboratorium forensik di Semarang untuk memastikan bekas lubang tersebut berasal dari tembakan senjata api atau bukan. Namun ia menyayangkan pengurus gereja yang terlambat melaporkan kejadian tersebut.
Penembakan GKMI terjadi pada Ahad silam. Penembakan tersebut membuat kaca bagian atas berlubang. Peristiwa itu sebenarnya sudah diketahui pengurus gereja, Ahad pagi, menjelang misa. Namun, pihak gereja sepakat menutupi kasus ini karena khawatir akan meresahkan jemaat.
Menurut Pendeta Muda Simon Petrus Agus Wahyudi, kejadian tersebut diketahui pertama kali oleh pengurus GKMI Sri Sarsiyah Ahad. Sri mengatakan ketika membuka gereja melihat banyak sepihan pecahan kaca yang tercecer di ruang ibadah. Ia juga menemukan sebuah potongan besi kecil diduga peluru di ruangan itu dan kaca nako di lantai dua juga pecah bekas lubang.
Berdasarkan musyawarah internal gereja, peristiwa itu akhirnya dilaporkan ke polisi pada Rabu siang dan langsung ditindaklanjuti dengan diturunkan sejumlah penyelidik ke lokasi kejadian. "Kami melaporkan ke polisi dengan membawa barang bukti berupa serpihan kaca dan potongan besi kecil yang diduga proyektil senjata api," lanjut Simon.
Sumber: Liputan6