AMBON (MALUKU) - Penderitaan sesama umat manusia yang tertimpa bencana banjir, tanah longsor, letusan gunung merapi dan gempa tektonik serta air pasang atau tsunami menjadi fokus permasalahan yang dibawakan dalam doa Natal di Ambon, Maluku.
Dalam Misa Natal di Gereja Protestan Maluku (GPM) Maranatha Ambon, Jumat (24/12) petang, Pendeta Hendrik Hetaria STh mendoakan seluruh umat di Tanah Air yang mengalami musibah bencana alam di penghujung tahun ini agar diberi kekuatan dan ketabahan.
"Masyarakat di Maluku tidak mengalami nasib seperti ini, bukan karena kekuatan dan kemampuan kita, namun semuanya terjadi atas kasih karunia dan berkat serta cinta kasih Allah sehingga penyambutan hari kelahiran Kristus bisa berjalan secara baik," katanya.
Dalam khotbah Misa Natalnya yang dihadiri seribuan umat Kristiani itu, Pendeta Hendrik juga mengingatkan kehidupan umat manusia sekarang, lebih banyak yang membiarkan dirinya dikuasai iblis dan keinginan duniawi.
"Mulut kita lebih sering dipakai untuk mengonsumsi minuman keras, narkoba dan penuh caci maki serta sumpah serapah, di mana kondisi seperti ini justru dianggap sebagai suatu hal yang biasa," katanya.
Perbuatan negatif lainnya seperti menggunakan tangan untuk mengambil atau merampas hak orang lain, atau keutuhan keluarga dan rumah tangga tidak menjadi harmonis karena melangkah ke tempat-tempat maksiat dan melakukan perselingkuhan.
Sehingga umat diajak untuk melakukan introspeksi diri dan kembali ke jalan yang benar, dalam menyambut kelahiran Kristus Putera Natal serta menjalani hidup yang lebih baik di tahun yang baru.
"Kami juga merasa bersyukur kepada Tuhan, karena berkat Kuasa dan rahmat-Nya kepada masyarakat Maluku yang tidak terpancing isu memecah belah kerukunan hidup antar umat beragama di daerah ini, akibat ulah sejumlah orang tak bertanggung jawab yang menyebarkan isu provokatif melalui pesan singkat," katanya.
Sumber: Kompas