PALEMBANG (SUMSEL) - Bukan hanya Gereja St Yoseph dan HKBP Palembang yang bersiap menyambut Natal. Hampir seluruh gereja di metropolis mulai melakukan persiapan. Salah satunya, Gereja Hati Kudus. Seperti apa?
Suasana Gereja Hati Kudus di Jl Kol Atmo, terlihat lengang, saat koran ini berkunjung ke tempat tersebut sekitar pukul 14.30 WIB, kemarin (13/12). Koran ini mencoba masuk ke dalam gereja lewat samping yang salah satu pintunya terbuka.
Dua orang tengah mengerjakan pembuatan miniatur Gua Natal, sebagai tanda atau simbol kelahiran Yesus yang sangat sederhana. "Ini masih mengerjakan Gua Natal," ujar seorang yang mengerjakan Gua Natal ramah.
Menurut dia, nantinya, miniatur gua Natal tersebut, akan ditambah air mancur yang mengalir ke bawah dengan media conblock. "Nanti akan ada air mancur. Kadang yang ditambah aksesori lain," bebernya.
FX Herru Atmaja SCJ, Pastur Kepala Paroki Gereja Hati Kudus menambahkan, persiapan yang dilakukan saat ini adalah pembuatan gua Natal dan pohon terang (pohon Natal) yang merupakan sarana perayaan Natal. Lainnya, menata tempat peribadatan, rohani dan kegiatan sosial. Kemudian di bidang liturgi juga ditingkatkan termasuk penerimaan sakramen-sakramen.
"Penerimaan sakramen tobat atau pengakuan dosa akan dilakukan pada Rabu dan Kamis (15 dan 16 Desember) pukul 16.30 WIB-20.00 WIB," kata FX Herru. Kemudian dalam kegiatan sosial aksi Natal, akan dikumpulkan dari umat, bisa dengan uang ataupun barang.
"Pembagian bingkisan Natal juga akan dilakukan pada orang yang ada di lingkungan terbatas dan golongan sendiri," bebernya. Untuk tema Natal tahun ini secara nasional adalah "Terang Yang Sesungguhnya Sedang Datang Kedalam Dunia". Diambil dari Yohanes 1 : 9.
Untuk pelaksanaan jadwal perayaan Natal, pihaknya akan mulai dari malam Natal dengan Misa Kudus pertama pukul 17.00 WIB. Kemudian Misa Kudus kedua dilakukan 19.30 WIB. Saat Natal, dilakukan Misa Kudus pertama pukul 06.30 WIB khusus menggunakan bahasa Mandarin. Kemudian Misa Kudus kedua pukul 09.00 WIB untuk anak dan umum.
Lanjutnya, pada minggu setelah Natal (Natal hari Sabtu, red), ada yang istimewa. Yakni, tetap melakukan peribadatan mulai pukul 06.00 WIB bahasa mandarin. Dilanjutkan pukul 07.15 WIB dan 08.45 WIB peribadatan biasa dan pukul 15.00 WIB peribadatan khusus untuk orang tua yang sakit. "Yang spesial ada misa khusus untuk orang tua yang sakit," bebernya.
Ia mengungkapkan, penggunaan bahasa mandarin di tempat tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Palembang. Hal tersebut karena mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah tersebut keturunan Tionghoa. "Memang mereka bisa menggunakan bahasa Indonesia, namun bahasa Mandarin ini sudah menjadi tradisi yang diteruskan," bebernya.
Pengunaan bahasa Mandarin, tambah dia, supaya liturgi bisa menyentuh kebudayaan masyarakat Tionghoa. Hal tersebut juga sebagai simbol, sehingga lebih meresap dalam melakukan peribadatan. "Kapan pastinya menggunakan bahasa Mandarin saya kurang tahu, namun diperkirakan sekitar tahun 1946 atau 1948. Saat itu, ada pastur yang sekolah ke Cina untuk belajar dalam upaya memberikan pelayanan pada masyarakat," jelas FX Herru seraya mengatakan gereja tersebut didirikan tahun 1925 dan merupakan gereja tertua di Palembang.
Jumlah umat di tempat itu, sebanyak 1621. Berasal dari penjuru Palembang dan luar Palembang. Untuk kapasitasnya, bisa menampung sekitar 600 orang. "Kalau khusus pelayanan bagi etnis Tionghoa, bisa mencapai 200-300 orang di hari biasa, namun saat Imlek bisa penuh. Isi ruangan malah nambah tenda tambahan," imbuhnya.
Uskup Agung Keuskupan Agung Palembang, Mgr Aloysius Sudarso Pr menambahkan, persiapan khusus yang dilakukan di gereja Katholik sejak 4 minggu sebelum Natal. Persiapan Natal tersebut disebut dengan masa advent yang artinya menantikan atau mempersiapkan Natal satu bulan sebelumnya. "Sekarang sudah masuk minggu ketiga dan ini masih masa advent," ujar Mgr Aloysius yang dihubungi lewat telepon sore kemarin.
Ada 2 macam persiapan rohani yang dilakukan. Yakni, bagaimana membersihkan diri dan bagaimana merefleksikan diri. Yakni, dalam bentuk memberikan pengakuan dosa dan renungan bersama dalam kelompok ataupun dengan panduan penuntun pastur.
"Tapi, dalam masa penantian tersebut juga diungkapkan solidaritas sesama manusia, baik dalam keluarga dan umat di sekitarnya. Nah untuk itu, ada aksi ungkapan kepedulian dalam bentuk perhatian yang sedang mengalami kesulitan," bebernya.
Soal tradisi Natal, diakuinya, ada gua dan pohon Natal. Hal tersebut untuk mengenang kelahiran Yesus di tempat yang sederhana dan bukan tempat yang layak. "Di tiap gereja ada gua Natal gunanya untuk mengingatkan kembali kisah kelahiran Yesus yang dilahirkan di kandang. Nantinya, pada miniatur tersebut, akan ada patung domba, 3 raja, Maria dan pengembala," bebernya.
Lanjut Aloysius, dia akan melakukan open house pada saat perayaan Natal. Mulai pukul 10.00 WIB-13.00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 17.00 WIB-20.00 WIB di Jl Tasik 18, depan Rumah Makan Bumbu Desa, Kambang Iwak. "Saya mengucapkan selamat Natal pada seluruh umat Kristiani, semoga damai Natal menyertai umat dan bangsa, kerukunan antar sesama tetap terjaga dan menyongsong tahun baru semoga menjadi lebih baik kedepannya," imbuhnya.
Sumber:Sumeks