Thursday, 9 December 2010

Thursday, December 09, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Agama Se-Indonesia Nilai Pemerintah Gagal Berantas Korupsi.
JAKARTA - Para pemuka agama Indonesia menyampaikan kesungguhan mereka dalam melawan korupsi yang merajalela di negeri ini. Mereka menilai pemerintah telah gagal memberantas korupsi.

Dalam pertemuan sehari menjelang Hari Anti Korupsi Internasional yang jatuh pada 9 Desember ketua KWI Mgr Marinus Dogma Situmorang OFMCap mengatakan, kalau pemimpin agama tidak menanggapi kasus korupsi di Indonesia, itu artinya mereka gagal mengemban tugas profetis mereka.

“Tidak cukup bagi kita selaku pemimpin agama untuk menyuarakan masalah nasional melalui media. Kita harus mendatangi institusi terkait. Ini cara paling efektif,” kata Uskup dari Keuskupan Padang kepada 200 orang yang menghadiri pertemuan di kantor Konferensi Waligereja Indonesia.

“Kita harus menghidupkan kembali hati nurani secara sistematis sehingga kita bisa mengatasi korupsi. Kita harus melakukannya untuk kepentingan bangsa,” desak Mgr Situmorang.

Pendeta Andreas Yewangoe, ketua PGI, menyesalkan kurangnya kesadaran orang. “Ini sangat berbahaya,” katanya.

Ketua Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan korupsi terus merajalela karena kegagalan dalam menerapkan hukum.

“Seharusnya ada gebrakan besar. Kalau tidak, efek jera tidak akan berhasil,” kata Din.

Sedangkan Ahmad Syafii Maarif, pendiri Maarif Institute for Culture and Humanity, mengajak agar masyarakat tidak hanya bergantung pada pemimpin agama dalam melawan korupsi.

Dia menegaskan, orang sering pergi ke gereja, masjid, dan vihara. Tapi orang belum memiliki kesadaran spiritual.

Pada pertemuan tersebut para tokoh agama membuat draf desakan penyelesaian kasus-kasus korupsi yang akan dikirim ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat ini tingkat korupsi di Indonesia masih sangat tinggi, dan dari 178 negara yang disurvei Transparency International, Indonesia berada pada urutan ke-110.

Sumber: CathnewsIndonesia