JAKARTA - Gereja-gereja diajak untuk bersinergi dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi terutama dalam kaitan dengan pembangunan tempat ibadah dan peribadatan.
“Kelemahan kita orang Kristen tidak bisa menyelesaikan persoalan sendiri dan tidak mau bersinergi dalam menghadapi persoalan tersebut,” kata John Palinggi, salah satu wakil ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pusat, dalam sebuah acara diskusi yang diadakan oleh Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) pada 14 Januari, yang dihadiri sekitar 100 peserta dari Katolik dan Protestan.
Palinggi mengatakan di kalangan internal Gereja-gereja tidak bekerjasama sehingga sulit mengatasi kasus-kasus yang dihadapi.
Ada 323 denominasi, akibatnya tidak bisa bersatu hingga saat ini. Maka tugas Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) adalah menyatukan Gereja-gereja tersebut. “Saya sebagai orang Kristen menangis melihat situasi dalam Gereja kita,” katanya.
“Kita jangan terlalu berharap sepenuhnya kepada legislatif karena wakil rakyat itu sulit untuk membawa aspirasi kita. Maka para pendeta tidak perlu ikut terlibat dalam politik. Tugasnya hanya membimbing jemaatnya,” tambahnya.
Tokoh awam Protestan itu mengatakan, “Di kalangan internal Gereja saling gesek. Kita perlu melakukan reorganisasi secara total dalam Gereja kita dan bersinergi. Kita perlu mengubah cara kerja Gereja karena selama ini gerakan kita belum berhasil,” lanjutnya.
Ia juga mengajak FKKJ atau Gereja denominasi untuk mengadakan acara seperti itu dengan mengundang tokoh Muslim moderat dan garis keras untuk saling tukar pikiran.
Sementara itu Tamri Amal Tomagola, sosiolog dari Universitas Indonesia, melaporkan hingga saat ini 2.442 gereja diancam, diserang, disegel dan ditutup. “Hanya satu saja sudah banyak, apalagi dengan ribuan,” katanya.
Intelektual Muslim itu menawarkan salah satu solusi mengatasi pengrusakan gereja-gereja, adalah kelompok-kelompok harus damai, bersatu. “Kita jangan mengharapkan pemerintah dan legislatif. Kita harus bisa menyelesaikan sendiri,” lanjutnya.
Dosen UI itu mengusulkan kalau ingin melakukan konsolidasi jangan dilakukan dari pucuk karena akan mudah dipolitisasi, namun kita lakukan pada akar rumput khususnya orang muda. Mereka perlu disadarkan sejak awal tentang makna perdamaian dan toleransi.
Theophilus Bela, ketua FKKJ, mengatakan acara dialog itu diadakan untuk memperkuat dan menyatukan Gereja-gereja
Sumber:CathnewsIndonesia