Thursday 13 January 2011

Thursday, January 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 50 Tahun Hierarki Episkopal Katolik di Indonesia Dirayakan di Kupang.
KUPANG (NTT) — Umat Katolik se-Indonesia merayakan hierarki episkopal atau peringatan 50 tahun pembentukan hierarki gereja Katolik di Indonesia oleh pemimpin gereja Katolik se-dunia Paus di Vatikan, Roma, 50 tahun silam. 

Dengan usia 50 tahun pembentukan hierarki gereja Katolik di Indonesia, iman dan kedewasaan umat Katolik seharusnya semakin berkembang dan berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang Pr, dalam khotbah misa peringatan hierarki episkopal di Gereja Santo Yoseph Naikoten Kupang, Kamis (13/1/2011), mengatakan, 50 tahun lalu Paus Yohanes XXIII menganugerahkan hierarki episkopal kepada gereja Katolik di Indonesia melalui konstitusi apostolik "Quod Christus Adorandus". "Ini sebagai tanda pengakuan adanya gereja Katolik di Indonesia yang sanggup berdiri sendiri sebagai suatu hierarki gereja Katolik di dunia. 

Sejak saat itu gereja Katolik Indonesia diterima dan diakui secara internasional sebagai gereja Katolik yang mandiri dan dapat mengatur diri sendiri," kata Turang. Pastor Paroki Santo Yoseph Naikoten Kupang, Sebastian Wajang SVD, mengatakan, ada enam alasan yang disusun Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), mengapa gereja Katolik Indonesia berdiri sebagai hierarki sendiri. Alasan itu, antara lain, gereja Katolik Indonesia memiliki kemampuan menjamin keberadaannya, memiliki kemampuan menjalin komunikasi persaudaraan para murid Yesus di antara gereja, baik nasional maupun internasional, dan menjamin karya misioner di dalam dan di luar negeri. 

Gereja Katolik Indonesia dapat berkembang menjadi gereja pribumi dengan tetap berpegang teguh pada hakikat gereja universal. "Gereja Katolik Indonesia mampu berkembang dan menyesuaikan diri di tengah pluralisme, agama, suku, dan budaya di Indonesia. 

Gereja Katolik juga mampu menggalang kehadiran tenaga-tenaga pastoral dan sarana-sarana lain yang mampu mendukung pengembangan diri sebagai gereja sejati," katanya. Turang mengatakan, dalam konteks Indonesia, gereja Katolik terus berupaya membangun semangat toleransi, kerja sama, dialog, dan pentingnya kesejahteraan hidup di antara sesama umat beragama di Indonesia. Gereja melalui berbagai sarana, prasarana, dan kemampuan yang dimiliki berjuang membangun kesejahteraan manusia agar keluar dari belenggu kemiskinan.

Sumber:Kompas