Friday, 14 January 2011

Friday, January 14, 2011
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kerjasama PBNU dan Karina Wujud Toleransi Antar Umat Beragama.
YOGYAKARTA - Dewan Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Karina atau Karitas Indonesia, dalam menangani korban letusan Gunung Merapi. Caritas Indonesia adalah organisasi di bawah Keuskupan Agung Semarang. Kerjasama dua organisasi keagamaan ini dilakukan sebagai wujud konkret toleransi antar umat beragama.

“Masalah kemanusiaan adalah ajaran yang universal, tidak boleh membeda-bedakan,” kata Harsoyo, ketua tim peduli Merapi DPW Nahdlatul Ulama DIY, kepada wartawan di Pastoran Sanjaya Muntilan, Kamis, 13 Januari 2011. Apalagi, kata Harsoyo, semua agama, termasuk Islam mengajarkan untuk saling menolong orang lain.

Sebelum menggagas kerjasama dua organisasi ini, Harsoyo mengatakan pihaknya telah bekerjasama menangani pengungsi di institusi Katolik. Sebagai contoh, para ulama NU memberikan ceramah, tahlilan, di tempat-tempat pengungsian milik Katolik seperti di susteran, seminari dan gereja. “Yang meminta kami membina pengungsi Merapi itu para suster dan pastor,” kata Harsoyo.

Agus Zunaedi, wakil Ketua tim peduli Merapi DPW NU menambahkan, dua agama ini (Islam-Katolik) telah bahu membahu menangani 17 ribu pengungsi di 26 titik pengungsian milik Katolik saat erupsi terjadi pada 26 Oktober 2010 lalu.

Berangkat dari kerjsama non formal inilah, maka keduanya ingin menangani korban Merapi secara komprehensif. Lalu tercetuslah ide memformalkan kerjasama antara dua lembaga ini. Pertemuan dua kelompok agama ini berlangsung di Paroki Sanjaya, Muntilan untuk merefleksikan apa yang telah dilakukan keduanya selama menangani pengungsi.

Direktur Eksekutif Karitas Indonesia, Meth Kusumohadi mengatakan langkah ini diharapkan bisa menghasilkan kerjasama yang lebih komprehensif dalam menangani bencana. Setelah ini, Karina dan NU akan membuat proposal bersama untuk menggalang dana.

“Proposal akan kami buat atas nama dua lembaga yakni NU dan Katolik serta ditandatangani kedua belah pihak,” kata Meth. Penyumbang dana yang telah sanggup memberikan bantuan adalah Karitas Internasional berpusat di Roma. Adapun Harsoyo mengatakan bantuan dana dari NU masih bersifat internal dari kalangan NU.

Kerjasama informal NU-Karina telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Salah satunya, keterlibatan NU dalam membantu Karina menggelontorkan dana sebesar Rp 6 miliar untuk menangani korban Merapi.

Dana digunakan untuk memberikan modal awal bagi para korban sebesar Rp 300.000 untuk setiap kepala keluarga selama dua bulan pada Januari-Februari. “Dana itu untuk membeli bibit pertanian,” katanya.

Untuk mengetahui siapa saja warga NU yang ingin mendapatkan bantuan tersebut, Karina telah mengikutsertakan NU di beberapa wilayah antara lain Salam, Somohitan. “Kami minta NU ikut mengoperasionalkan dana yang membutuhkan." Ada sekitar 1200 KK yang akan mendapat kucuran dana tersebut.

Sumber: Tempo Interaktif