Monday, 17 January 2011

Monday, January 17, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Longsor dan Banjir, Warga Waibalun Mengungsi Ke Gereja Santo Ignatius.
LARANTUKA (NTT) - Lebih dari seribu warga Kelurahan Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengungsi ke gereja dan rumah penduduk setempat setelah longsor disertai banjir menerjang wilayah itu, Minggu (16/1) malam.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun, tiga rumah warga tertimbun longsor, satu di antaranya hanyut terbawa banjir. Musibah itu terjadi setelah hujan disertai angin kencang melanda Kepulauan Flores selama dua pekan terakhir. Hujan dan angin kencang juga melanda wilayah NTT lainnya yakni Rote, Timor, Alor, dan Sumba.

Penghuni rumah yang tertimbun tersebut sesuai keterangan saksi mata, Senin (17/1, masih dirawat di rumah sakit setempat. "Mereka hanya mengalami luka-luka," kata Ferdi, warga Larantuka.

Banjir dan longsor berasal dari lereng Gunung Ile Mandiri yang berada di belakang Kota Larantuka. Akibat kejadian itu, warga Waibalun yang mengungsi ke Gereja Santo Ignatius Waibalun sampai Senin pagi sudah mencapai 737 orang berasal dari 150 keluarga. Belum termasuk warga lainnya yang turut panik dan mengungsi ke rumah penduduk lain yang lebih aman, sehingga jumlah warga yang mengungsi diperkirakan mencapai ribuan orang.

Menurut Ferdi, warga yang mengungsi tersebut bermukim dekat lereng gunung. Mereka menyelamatkan diri karena khawatir terjadi longsor susulan. Sementara itu, bantuan seperti beras, mi, terpal dan pakaian sudah dikerahkan ke lokasi penampungan sementara warga. Pemerintah setempat juga mendirikan dapur umum untuk menyiapkan makanan bagi pengungsi.

Dia mengatakan, belum ada warga yang menderita diare dan malaria meski umumnya warga membentangkan tikar di lantai gereja untuk tidur. Selain itu, wilayah NTT masih terus diguyur hujan dengan intensitas ringan dan tinggi.

Sumber: MediaIndonesia/Poskupang