JAKARTA - Setelah melewati sebuah perenungan yang panjang serta tulus dalam melayani Tuhan, akhirnya Pdt. Benny Tatimu dan rekan sepelayannya mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah sinode gereja baru yang diberi nama Gereja Anugerah Bethesda (GAB).
Sinode ini kemudian didaftarkan secara resmi pada tahun 1997 ke Departemen Agama RI dengan melengkapi segala persyaratan dan ketentuan bagi pendirian sebuah sinode. Namun, setelah menanti selama 4 tahun, barulah pengajuan sinode GAB tersebut disetujui oleh Direktur Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama RI (Dirjen Bimas Kristen Protestan Depag RI) dengan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor F/Kep/HK.005/62/952/2001-menetapkan sebagai Lembaga Keagamaan Kristen Protestan yang bersifat Gereja kepada Gereja Anugerah Bethesda.
Demikian sekilas perjalanan pelayanan GAB yang telah sukses menggelar Musyawarah Nasional pertama (Munas I) di Sun Lake Hotel,Sunter, Jakarta Utara pada tanggal 01 s/d 2 Oktober yang lalu.
Munas pertama yang mengusung tema “Biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12: 11b) ini dibuka secara resmi oleh Pdt. Edison Pasaribu (mewakili Dirjen Bimas Kristen) dengan melakukan pemukulan gong yang disaksikan oleh Pdt. Benny Tatimu (Ketua Umum Sinode GAB), Pdt. Hendrico J.Korah (Sekum GAB) dan seluruh pelayan Tuhan yang datang dari berbagai gereja cabang di Indonesia.
“Keberadaan gereja itu harus cerdas, bermoral, beretika dan peduli terhadap sesama. Dengan demikian, fungsi gereja adalah menjadi garam dan terang dunia, atau juga dapat menjadi saluran berkat dan teladan bagi segenap umat manusia di manapun berada,” ujar Edison dalam kata sambutannya.
Edison juga menjelaskan, bahwa, saat ini Bimas Kristen lebih menekankan kepada kualitas sinode gereja, ketimbang jumlah atau banyaknya sinode gereja yang ada. Oleh karenanya, Bimas Kristen menetapkan untuk tidak melayani pendaftaran sinode gereja baru. “Bimas Kristen sudah tidak menerima lagi pendaftaran sinode baru sejak 5 tahun lalu (2005) sampai sekarang,” tukas Edison singkat kepada Victorious.
Munas GAB yang digelar selama 2 hari berturut-turut tersebut menghasilkan beberapa keputusan. Diantaranya, penamatan & pengutusan Sekolah Pelayanan Bethesda, melakukan pelantikan Ketua Umum Majelis Besar, pelantikan pendeta (Pdt, Pdm, dan Pdp) dan masih banyak lagi.
“Mengikuti AD/ART yang telah dibentuk, maka GAB harus segera menggelar Munas. Walaupun gereja kami masih baru, kurang lebih 13 tahun memang rapat-rapat di tingkat pimpinan sudah sering diadakan. Tetapi untuk kali ini itu sifatnya melibatkan seluruh hamba-hamba Tuhan yang melayani di GAB secara nasional.
Ada yang dari cabang Australia, Singapura, Kepri, DKI Jakarta, Jabar, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sulut, Sulawesi tenggara, NTT dan lain sebagainya,” kata Sekum GAB yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Munas, Pdt. Hendrico J. Korah, S.Th.
Menurut Hendrik, Munas pertama ini dihadri sekitar 200 orang termasuk sejumlah tamu undangan dari berbagai gereja. “Kami mengangkat tema, ‘biarlah rohmu menyala-nyala’ itu untuk memberikan spirit kepada rekan-rekan kita bahwa dalam pelayanan GAB, kekuatan Roh Kudus itu begitu nyata. Dengan mengandalkan Roh Kudus, sebagai hamba Tuhan harus menyala-nyala dalam melayani Tuhan. Sehingga ketika pelayanan mulai redup, kita harus menyala-nyala untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi kemuliaan Tuhan,”tandas Hendrik.
Masih menurut Hendrik, bahwa pesan penting dalam Munas GAB ini adalag bahwa gereja harus cerdas untuk tampil membangun hubungan dengan pemerintah, sesama, dan dengan lembaga gereja yang lain. “Terutama adalah bisa membangun komunikasi yang baik dengan sesama. Setidaknya, dengan kehadiran gereja, bisa menjadi berkat bagi lingkungan,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum GAB, Pdt. Benny Tatimu, M.Min, dalam kata sambutannya, merasa sangat bersyukur atas campur tangan Tuhan terhadap pelayanan GAB selama ini. “Saya ingin menyampaikan rasa syukur saya atas kebersamaan selama ini. Betapa tidak, setelah melewati perjalanan pelayanan selama ini, saya telah melihat serta merasakan campur tangan Allah menyertai GAB. Saya percaya, karya Allah, akan terus dinyatakan melalui gereja ini,” kata pendeta yangmemiliki karunia kesembuhan dengan memakai tali rafia.
Sumber:Pantekostapos