Tuesday 11 January 2011

Tuesday, January 11, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen di Tigi Barat Rayakan Natal Bersama dan Bakar Batu.
TIGI (PAPUA) - Natal sebuah peristiwa ritual bagi umat Kristen di seantero dunia. Juga merupakan pesta mengenang kembali kelahiran Sang Juru Selamat anak Allah. Pesta natal tersebut juga dirayakan oleh paroki Segala Orang Kudus Diyai Keuskupan Timika dan Gereja Kingmi Papua yang mengangkat tema” Yesus Raja Pembawa Damai”.

Menyambut natal umat Kristiani wilayah Tigi Barat mengawalinya dengan ibadah gabungan pembukaan bulan suci pada tanggal 1 Desember 2010 di halaman kantor Distrik Tigi Barat. Ibadah gabungan itu dilakukan dengan tujuan agar umat Kristiani mempersiapkan diri dalam untuk menantikan Sang Raja itu.

Dalam bulan suci itu pula berbagai kegiatan dilaksanakan oleh umat setempat dari berbagai denominasi gereja antara lain Gereja Kemah Injil, Kingmi Papua, gereja Pentakosta dan gereja Katolik.

Sebuah Panitia Umum Natal Pemerintah Distrik Tigi Barat dibentuk dengan anggota yang berasal dari kelembagaan keagamaan dari masing masing gereja.

Seperti di wilayah Tigi Barat Kabupaten Deiyai, ada tiga lembaga gereja di antaranya Paroki Segala Kudus Kingmi Papua klasis Tigi Barat dan Klasis Tigi Utara. Secara hirakis kelembagaan gereja Katolik di Paroki Diyai ada 7 stasi sedang di kelembagaan Kingmi ada 24 gereja.

Ketua Klasis Tigi Utara Pdt Paul Anouw kepada media ini mengatakan peristiwa Natal bagi jemaat di wilayah Tigi Barat adalah mengulang kembali peristiwa ritual itu dalam suasana sederhana akan tetapi yang terpenting bagi adalah menghayati kelahiran Yesus dalam kandang hina. Hal ini memiliki makna adalah Allah yang menjelma dalam diri Maria untuk menyelamatkan Umat Manusia ”Inilah arti Natal bagi jemaat kami” ujarnya.

Sementara itu ketua Klasis Tigi Barat, Pdt. Nius Giyai, mengutarakan, Natal tahun ini memberikan warna baru bagi kami, kelahiran itu mengantarkan jemaat agar hidup dalam kedamaian hidup antar sesama.

Sedangkan Pastor Paroki Diyai menekakan dalam homilynya ibadah gabungan itu menguraikan pentingnya masa persiapan atau masa adven agar Yesus lahir dalam suasana yang indah.

Ribuan Umat Merayakan Malam Kudus Dan Bakar Batu
Ribuan umat Katolik Paroki Diyai memadati halaman gereja pukul 06.00 wit sore, tentunya mereka ingin merayakan malam kudus (24 Desember). Rombongan imam sudah siap di ruang sakaristi.

Terlihat dihalaman dan pelataran gereja berbagai hiasan termasuk lampu klap klip. Ketua panitia Natal Paroki Diyai, Thadeus Douw mengungkapkan adanya perubahan di Natal 2010. “Natal tahun ada perubahan karena ada kerja sama dengan bapak Kepala distrik Tigi Barat Fransiskus Bobii,”katanya.

Malam Natal itu bernuansa budaya, berbagai dinyanyikan dengan ritus budaya. Bahkan bacaan dan doa umatpun dilagukan dalam gowai dan wani. Malam itu terkesan penuh keakraban dan penuh cinta kasih dan saling memaafkan antar sesama umat. Pada tanggal 25 Desember di semua gereja terlihat dipenuhi dengan asap, tertanda mereka sedang mempersembahkan kelahiran Yesus Raja Damai.

Seorang gembala Stasi Yinidoba Anthon Badii menyatakan bahwa bakar batu merupakan sebuah pesta tradisi tapi dalam konteksnya di hari natal bagi adalah penyembahan atas kelahiran Yesus adalah Allah segala bangsa.

Sumber: KabarGereja